Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sedikit Memahami tentang Melayat atau Ta'ziyah

6 Oktober 2017   22:29 Diperbarui: 6 Oktober 2017   22:41 4983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam bahasa Arab, melayat disebut aza' (), yang juga populer dengan istilah ta'ziyah. Pengertian dasarnya adalah ikut prihatin atas meninggalnya seseorang, sekaligus berempati pada keluarga yang ditinggalkan almarhum.

Kecuali beberapa kasus yang amat langka, umumnya kita akan merasa sangat kehilangan saat mendengar ada salah satu anggota keluarga inti (ayah-ibu, anak, kakak-adik) yang meninggal dunia.

Namun sikap prihatin dan empati itu akan mulai sedikit berbeda, jika yang meninggal adalah salah satu anggota keluarga inti lapis kedua (paman-bibi, sepupu, ponakan, mertua-mantu). Dalam banyak kasus, sebagian orang mungkin tidak terlalu merasa kehilangan. Artinya, meskipun secara fisik mungkin tetap hadir untuk melayat di rumah duka, namun tidak bersedih, meski tentu tidak sampai bersorak ceria.

Bahkan ada yang ekstrem: seseorang meninggal, dan diam-diam, kita malah mensyukurinya. Mungkin sambil menggerutu: rasain. Tentu saja perilaku ekstrem seperti itu tidak etis. Tapi, setiap orang akan berargumen: "Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama".

Nasehat klasik: hanya dengan kebaikanlah yang bisa membuat banyak orang merasa kehilangan ketika tiba waktunya kita meninggalkan dunia untuk selama-lamanya. Begitu pula sebaliknya.

Dan bercerita tentang kebaikan seseorang yang telah wafat adalah doa. Begitu pula sebaliknya, bercerita tentang keburukan seseorang yang telah wafat adalah laknat atau doa negatif.

Syarifuddin Abdullah | 06 Oktober 2017 / 16 Muharram 1439H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun