Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Lupakan Persiteruan Ahok vs Anies, Mari Mencermati Persaingan Djarot vs Sandiaga

18 April 2017   14:02 Diperbarui: 18 April 2017   14:32 1346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: www.kpujakarta.go.id dalam majalat Tempo, edisi 15 Januari 2017

Sepertinya kekayaan Sandiaga itu dianggap normal. Saya belum pernah membaca ulasan lengkap tentang rasionalitas kekayaan Sandiaga Uno, yang dilaporkan ke KPU  sebesar Rp3.856.763.292.656 plus 10.347.381 USD

Boleh dibilang, Sandiaga Uno adalah generasi Indonesia yang sukses melakukan bisnis investasinya di era Reformasi. Karena kelahiran 1969, berarti Sandiaga baru berusia 29 tahun, di tahun awal Reformasi (1998).

Cerdas atau smart

Ingat peristiwa Debat Kandidat terakhir, pada 12 April 2017, dalam sesi adu argumentasi, ketika Djarot bertanya ke Sandiaga Uno tentang bagaiamana posisinya sebagai Wakil Gubernur nanti terkait perannya dalam membantu Gubernur dalam penyusunan anggaran. Sandiaga menjawab enteng: prinsip dasar penyusunan anggaran intinya sama antara pemerintahan dan swasta. Meski Djarot berupaya mengejar, tapi jawaban Sandiaga Uno tetap: penyusunan anggaran intinya sama antara pemerintahan dan swasta.

Tidak punya bakat angkuh

Secara personality, penampilan Djarot dan Sandiaga Uno juga relatif konsisten dalam hal kebersahajaan. Tapi Sandiaga Uno tetap lebih bersahaja, jika dibanding besaran kekayaannya, yang sebenarnya jika mau, Sandiaga boleh dan "pantas sombong".

Terus dari cara jalannya, gaya bicaranya, dan gerak-geriknya di panggung kampanye, hampir semuanya spontan genuine, yang mengindikasikan bahwa Sandiaga tidak memiliki bakat untuk bersikap angkuh.

Kebersahajaan Sandiaga itu pula yang membuatnya tampil nyaris tanpa beban, dan gerakannya kadang sangat spontan. Misalnya ketika meminjam poster dari Djarot di panggung Debat Kandidat, untuk menjelaskan pandangannya. Peristiwa ini jarang terjadi dalam Debat Publik antara calon yang bersaing. Bahkan sebagian media memberitakan bahwa dalam debat itu, Sandiaga Uno hampir mencium tangan Djarot, sebagai orang yang lebih tua.

Catatan

Pertama, agak aneh, sebab empat poin pesona Sandiaga Uno itu kurang banyak di-eksplore oleh media-media mainstream dan para netizen, selama periode kampanye.

Kedua, empat poin pesona Sandiaga Uno itu juga tampaknya luput dari tim sukses Anies-Sandi sendiri. Sebab selama periode kampanye, pesona Sandiaga Uno kurang maksimal diulas di panggung kampanye. Atau boleh jadi, eksplorasi yang kurang maksimal itu sengaja dilakukan, agar pesona Sandiaga bekerja bekerja normal, layaknya sebuah pesona: mempengaruhi secara alami, dan membuat orang yang dipengaruhi tidak sadar bahwa dia teroengaruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun