Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Kamasutra Politik" dalam Pilgub DKI

28 Februari 2017   19:28 Diperbarui: 3 Maret 2017   04:00 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamasutra, naskah kuno asal India yang mengulas tentang teknik-teknik hubungan seksual, bertujuan agar dua pasangan yang sedang bercinta bisa menikmati seluruh rangkaian aktivitas seksual, mulai dari warming-up dan berujung pada orgasme yang maksimal yang berimbang antar dua pasangan yang terlibat intim.

Jika diibaratkan, “orgasme politik” dalam Pilgub DKI adalah ketika pengumuman hasil putaran kedua – melalui quick count – pada 19 April 2017.

Kedua paslon yang maju ke putaran kedua, telah melakukan pemanasan, meraba-raba berbagai alternatif langkah taktis, menyusun strategi. Tujuannya agar bisa menghasilkan pada orgasme maksimal.

Tentu saja, kedua Paslon tak henti-hentinya mengklaim diri sebagai pejantan yang tangguh, yang tak ragu sedikitpun meyakinkan dirinya dan juga rakyat pemilih DKI bahwa dirinya mampu memuaskan “hasrat seksual”, dalam arti memenuhi hajat hidup rakyat DKI, terutama yang masih termarginalkan secara ekonomi.

Karena itu, seperti halnya berbagai varian gaya seksual dalam Kamasutra, kedua Paslon telah merancang berbagai gaya, semua kemungkinan posisi dieksploitasi dan diujicoba, jungkir -balik bila perlu. Lima pancaindera dilibatkan atau dihadirkan penuh, dan sepenuh hati berkonsentrasi pada upaya mencapai orgasme yang maksimal  (kemenangan) di putaran kedua 19 April 2017: menduduki Kursi DKI-1.

Jangan heran, bila ada Paslon mengklaim sebuah kinerja yang sebenarnya bukan hasil jerih payahnya. Yang aslinya tak peduli dengan kegiatan dan kehidupan para ulama, tiba-tiba mendekatkan diri ke ulama dan santrinya, pengajian di berbagai majelis taklim didanai dan dikondisikan.

Seragam relawan pun diciptakan. Ada yang kotak-kotak untuk mengirim pesan bahwa untuk menyelesaikan seluruh persoalan DKI, memang harus dilakukan secara bertahap, setiap persoalan harus dilokalisir, dan secara step-by-step, berupaya menyelesaikan satu per satu.

Paslon lain memilih seragam putih untuk mengirim pesan kepada publik tentang niat tulus untuk menyelesaikan segala persoalan di DKI.

Dan tentu ada pernak-perniknya. Jangan kaget juga, bila ada Paslon yang sebelumnya tak bersongkok, mendadak bersongkok. Yang kalau Jakarta kebanjiran biasanya hanya duduk menikmati tayangan tentang banjir di depan televisi di rumahnya, tiba-tiba turun mencelupkan diri ke genangan air.

Segala macam tipu-tipu disulap dan dikemas menjadi seolah-olah ori. Jaringan media buzzer disebar untuk memberondong kandidat pesaing dengan berbagai hoax, dan pada saat yang sama, sekaligus menangkis segala hoax yang disebar oleh kubu pesaing. Serang menyerang dan tangkis-tangkisan di Medsos, nyaris tanpa jeda. Pergulatan yang melibatkan segala sumber daya, sekali lagi, agar bisa mencapai klimaks: orgasme kemenangan putaran kedua.

Dan seperti lazimnya, setelah puncak orgasme nanti, pada 17 April 2017, berbahagialah Paslon yang berhasil orgasme maksimal. Sementara Paslon yang kalah, gagal orgasme atau mungkin juga tetap orgasme, tapi setelah itu, yang tersisa adalah lemas.

Syarifuddin Abdullah |Selasa, 28 Februari 2017 / 02 Jumadil-akhir 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun