Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

"Monas Telah Mendunia"

9 Desember 2016   16:57 Diperbarui: 9 Desember 2016   17:28 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: https://news.detik.com/foto-news/

Dalam sejarah dunia modern, banyak alun-alun di ibukota sebuah negara, yang awalnya kurang dikenal, lalu menjadi populer karena aksi demo atau peristiwa penting terjadi di alun-alun tersebut.

Sekitar lima tahun silam, 2011, sebagian besar penduduk dunia akrab dengan Tahrir Square (alun-alun Tahrir) di kota Kairo, karena selama berminggu-minggu menjadi pusat konsentrasi massa yang menuntut Presiden Hosni Mubarak turun tahta. Ketika itu, Tahrir Square setiap hari menjadi key wordyang merajai media-media berbasis internet. Dari Mesir kita juga mengenal Rab’ah Square, yang menjadi lokasi pembantaian pendukung Morsi pada tahun 2013.

Jauh sebelumnya, pada tahun 1989, penduduk dunia mendengar dan membaca – umumnya masih melelaui media cetak – tentang Tiananmen Square di Beijing China, yang menjadi lokasi terjadinya pembantaian terhadap sekelompok pemrotes Rezim China.

Tentu, tidak semua square (alun-alun) menjadi terkenal karena aksi protes. Di Amerika Serikat, Times Squareterkenal justru karena setiap tahun menjadi pusat kegiatan perayaan Tahun Baru, dan sering dijadikan bagian dari adegan film-film action produksi Hollywood.

Berderet-deret alun-alun (square) di beberapa kota besar dunia bisa disebut di sini: Trafalgar Square di Kota London Inggris, Piazza del Popolo di Roma Italia, Plaza Major di Madrid Spanyol dan seterusnya.

Kalau browising di internet, dalam promosi wisata kota, di setiap kota tua di dunia, kita akan ketemu tag seperti “ten perfect square in ...” atau “the most popular square in ...”.

Terus di Indonesia? Jakarta punya Monas, yang relatif sudah cukup tua, dan luasnya tak kalah dengan square-square terkenal lainnya di berbagai kota di dunia. Tapi mungkin akan sulit kalau ingin mempromosikan Jakarta dengan tagthe most popular square in Jakarta”.

Terkai dengan Monas itu, ada kisah yang menarik. Seorang teman bercerita, dalam perjalanannya dari Dubai ke Berlin Jerman, dengan pesawat Emirates, pada tanggal 3 Desember 2016, di samping kursinya duduk seorang warga Jerman, yang sejak awal penerbangan sibuk menonton siaran berita melalui layanan berita online khusus di pesawat. Dia tertarik dengan berbagai ulasan tentang aksi di Jakarta pada 2 Desember 2016, yang populer dengan sebutan “ABI-III 212”.

Warga bule yang mengakui kelahiran Berlin itu berkomentar dan bertanya: Wow, manusia banyak sekali. Posisi Monas di Jakarta itu di mana?” dia mengaku baru pertama kali mendengar Monas Square.

“Dan yang menarik”, , lanjutnya lagi “dengan massa sebesar itu, lantas tidak satupun insiden berat yang terjadi, sungguh luar biasa.  Padahal beberapa minggu sebelum aksi, saya membaca bahwa sebagian peserta ABI-III 212 adalah anggota berbagai kelompok radikal di Indonesia”

Teman asal Indonesia itu menjawab seadanya saja: “Monas itu alun-alun besar di jantung kota Jakarta, dekat dengan Istana Presiden, dan berada di lingkungan elit Jakarta”.

Kesan pertama saya, mungkin banyak warga dunia yang baru pertama kali mendengar kata Monas, dan kemudian berniat untuk mengunjunginya bila kapan waktu ke Jakarta, justru setelah pelaksanaan ABI-III 212. “I’ll see Monas Square whenever I visit Jakarta”, komentar bule asal Berlin itu. “I would like to see it”.

Warga Jerman itu bertanya lanjut, “Kata Monas itu apa artinya”, dan teman tadi kembali menjelaskan seadanya, Monas adalah singkatan Monumen Nasional.

Warga Jerman itu ternyata merasa agak aneh, kenapa Monas yang notabene punya latar sejarah yang unik, justru popluler dengan nama singkatan yang terdiri dari dua kata, dan diapun mengungkapkan pandangannya tentang Monas: “Sayang sekali. Setahu saya, semua alun-alun terkenal di dunia umumnya diberi nama dengan satu kata. Jika ada alun-alun yang namanya terdiri dari dua suku kata atau lebih, itu biasanya merujuk ke nama seorang pahlawan atau penguasa atau tokoh suci”.

Tapi jangan juga para pendukung ABI-III lantas berapi-api mengusulkan penggantian nama “Monas Square” menjadi “ABI Square”. Meskipun sebagian situs media-media mainstream global dalam berbagai bahasa di dunia memuat berita tentang Monas pada saat dan beberapa hari setelah ABI-III 212.

Sebab untuk menciptakan alun-alun yang memenuhi syarat sebagai ikon sebuah kota yang berkelas dunia, banyak variabel yang harus terpenuhi: sejarahnya, keindahannya, suasananya, patung-patungnya, taman-tamannya, desain akses pengunjungnya, lokasi belanja souverninya, sarana MCK-nya, pertunjukan-pertunjukannya. Dan yang paling utama adalah kenyamanan dan keamanan pengunjung ketika berada di alun-alun tersebut.

Syarifuddin Abdullah | 09 Desember 2016 / 10 Rabiul Awal 1438H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun