Mohon tunggu...
Sabda Hartono
Sabda Hartono Mohon Tunggu... Desainer - hobbyist elektronika

Founder www.catur-digital.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bulan Sabit Terakhir

12 Oktober 2015   18:01 Diperbarui: 13 Oktober 2015   04:08 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

+Tahun baru? Bukankah sekarang bulan Oktober bukan bulan Desember?

-masakan kamu lupa, ini adalah senyumku terakhir.
Hari-hari kedepan aku akan tampak semakin tipis.
Cahayaku semakin pudar kemudian menghilang!

+Astaga aku ingat, sekarang bulan Dulhijah bulan terakhir
Esok adalalah Bulan Muharam di tahun yang baru
Ya, kau mengucapkan selamat tahun baru Hijriah padaku.
Terimakasih bulan dan Venus kalian begitu peduli padaku.
Mengapa cepat-cepat pergi bulan? aku masih merindukanmu!
Aku tidak rela engkau pergi....
tetapi aku tak bisa memaksa, pergilah sesukamu
Besok engkau masih terlihat, walau cahayamu telah memudar
Aku ingin melihatmu yang terakhir di tahun 1436.
Ya, aku ingin melihatmu sebelum datang tahun baru 1437
Tunggu Aku besok bulan!!!

-Biarkanlah aku sang rembualan menghilang
Venus akan menggantikannku
Janganlah fajar tahun baru disambut kembang api
Biarlah fajar tahun baru disambut bintang timur
Tak semarak cahaya kembang api!
Bintang timur yang gilang gemilang itulah semarak!


Tak terasa saudaraku! Dalam beberapa hari ini tahun hijriah akan berakhir. Ternyata bulan sabit dan Venus yang aku lihat subuh itu merupakan bulan sabit yang terakhir tahun ini.

Sekalipun saya berdialog fiktif dengan bulan, besoknya tanggal 10 Oktober 2015 saya benar-benar memenuhi janji untuk melihat bulan. Subuh itu saya duduk dihamparan rumput sambil memandang keindahan Venus dan bulan. Kali ini kota Bandung lebih cerah, venus terlihat terang banget. Memang benar bulan semakin menjauhi Venus, bulan tampak semakin tipis, cahayanya semakin memudar. Itulah bulan sabit terakhir tahun 1436 Hijriah yang aku saksikan sambil duduk dihamparan rumput subuh itu! Aku sempat ambil fotonya seperti tampak pada gambar dibawah ini

[caption caption="venus dan bulan menjelang matahari terbit"]

[/caption]

Aku terus memperhatikan Bulan dan Venus sampai matahari terbit! Menelang matahari terbit pemandangan sangat indah, langit yang tadinya gelap, berubah kemerah-merahan sebelum berubah warna menjadi biru. Matahari menyinari bumi dan bergantilah gelap menjadi terang. Pemandangan berubah, tiba-tiba aku merasa di Firdaus (Paradise, surga), berada di taman yang indah, aku duduk di rumput hijau, pohon-pohon yang permai dan disekelilingku tumbuh aneka bunga warna-warni.

Aku menagis, air mataku meleleh dipipi. Aku menenangkan diri: "Diam lah jangan menagis, ini bukan di surga ini masih di dunia". Rupanya jiwaku sangat lelah berjalan di dunia yang fana ini. Aku sangat merindukan surga. Aku terbawa suasana taman dimana aku mengamati Venus dan bulan. Sampai aku merasa taman yang aku pijak tadi adalah surga. Ternyata terjadi hal-hal yang mengejutkan ketika tafakur alam/bermeditasi mengagumi keindahan ciptaan ilahi

Aku menyeka air mata dengan baju, kemudian pergi ke membeli kopi panas yang dijual di tepi taman itu. Jiwaku sangat merindukan sorga. Padahal orang yang masuk kedalam sorga adalah orang yang telah dilahirkan kembali. Orang yang meninggalkan manusia lama yang diperbudak dosa menjadi manusia baru, manusia Ilahi yang hidup seturut kehendak Allah. Jadi penduduk sorga adalah manusia yang telah hijrah dari manusia lama menjadi manusia baru.

Oh, ya sekarang kan menjelang tahun baru hijriah, tahun yang menandai hijrahnya (berpindah) Nabi dari Mekkah ke Madinah. Tapi bagiku hijrah berarti berpindah dari manusia lama menjadi manusia baru. Semoga itu dapat dilakukan terus-menerus dalam hidupku sehingga kelak aku layak masuk dalam sorgaMu. Apa makna Hijrah bagi sidang pembaca sekalian?

Mungkin pembaca bertanya, aku berada di taman mana? Aku berada di taman alun-alun Bandung. Pohon yang terlihat di foto itu adalah pohon beringin yang terletak di sebelah timur alun-alun. Sekarang alun-alun Bandung di sulap oleh pak Ridwan Kamil (walikota bandung) menjadi sepotong surga kecil. Ditumbuhi pepohonan dan bunga aneka warna! Terima kasih pak Wali!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun