Mohon tunggu...
Sabariah
Sabariah Mohon Tunggu... mahasiswa -

segala sesuatu yang kamu lakukan niatkanlah untuk ibadah :D insya Allah di rumah menjadi ibu dan istri sepenuhnnya . amin 0:)

Selanjutnya

Tutup

Fiksi Islami

Sering Membatalkan Puasa Diam-diam? Baca ini...

25 Mei 2018   22:37 Diperbarui: 25 Mei 2018   22:52 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir dalam bukunya pada tahun 2011 mengatakan bahwa Psikologi Islami merupakan integrasi dari qalbu, akal dan nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku. Jika dijabarkan lebih rinci mengenai pengertian di atas, manusia memiliki 3 daya aspek nafsiyah, yaitu :

  • Qalbu (Fitrah ilahiyah) sebagai daya afeksi atau aspek yang mengelola emosi dan rasa.
  • Akal (Fitrah Insaniyah) sebagai daya kognisi yang mengelola fikiran
  • Nafsu (Fitrah Hayawaniyah) sebagai daya konasi yang mengelola pra atau bawah kesadaran

Dari ketiga aspek nafsiyah tersebut saling berintegrasi untuk menghasilkan suatu perbuatan atau tingkah laku manusi. Jika 3 aspek tersebut di arahkan ke arah yang baik-baik, maka hasilnya pula akan baik, namun jika diarahkan kearah yang negative, maka hasilnya pun akan sama dengan arahannya. Mengapa demikian? Qalbu merupakan sesuatu yang memilik kecenderungan kepada pembawaan roh manusia. Sedangkan akal antara jasad dan roh manusia.

Bahasa sederhananya adalah ketiga komponen diatas jika diintergrasikan akan menghasilkan kepribadian manusia, hanya saja ada salah satu yang lebih mendominasi dari aspek yang lain. Yang lebih mendominasi itu adalah kalbu. Cara dari qalbu ini dalam memiliki kecenderungan membentuk kepribadian adalah kembali lagi kefitrah manusia, yaitu kerinduan akan Tuhan dan kesucian jiwanya. Aktualisasi dari qalbu ini sangat ditentukan oleh sisitem kendalinya, yaitu Al-Quran dan As-sunnah. Jadi, apabila sistem kendali ini berfungsi dengan baik sebgaimana mestinya, maka kepribadian yang terbentuk akan sesuai dengan amanat Tuhan yang telah dibentuk dalam alam perjanjian. Jika sebaliknya tidak berfungsi dengan baik, maka qalbu sebagai komponen paling terkendali tersebut akan tergantikan oleh komponen yang lebih rendah kedudukannya dari.

Tugas utama akal adalah mengikat dan menahan hawa nafsu, karena Akal prinsip kerjanya adalah mengejar hal-hal yang realistis dan rasionalistik. Apabila tugas utama dari akal tersebut terlaksana, maka akal akan mampu bekerja sesuai dengan sifat bawaannya, jika tidak terlaksana, maka akal akan dikuasai atau dimanfaatkan oleh nafsu.

Terakhir adalah nafsu. Jika di rengking dari ketiga komponen ini, maka nafsu menempati kedudukan paling akhir, karena prinsip kerja nafsu hanya mengejar kenikmatan duniawi dan ingin mengumbar nafsu-nafsu bawaannya. Berbeda dengan kedua komponen sebelumnya, komponen ini tidak akan bekerja dengan baik jika kedua komponen sebelumnya bekerja dengan baik dan kuat, namun jika kedua komponen tersebut lemah maka komponen ini akan memanfaatkan serta menguasai kedua komponen tersebut dan akan menempati kedudukan komponen yang lebih tinggi. Ketika komponen ini berhasil ketingkat yang lebih tinggi, kepribadian manusia akan menyimpang dari amanat yang telah digariskan Tuhan dalam aturannya.

Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa jika ingin menjadi pribadi yang baik, maka gunakanlah tiga komponen-komponen tersebut sesuai tingkatan dan prinsip kerjanya. Jika sudah dilakukan demikian, maka manusia akan terbentuk menjadi pribadi yang baik dan benar.

so, kalian mau membatalkan puasa secara diam-diam lagi? tidak takutkah kalian akan dikuasai oleh nafsu kalian? 

Mohon tunggu...

Lihat Fiksi Islami Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun