Mohon tunggu...
Saut H Aritonang
Saut H Aritonang Mohon Tunggu... -

ILO conference for trade unionist, human right activist, consultant for industrial relation harmony.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

21 Tahun Reformasi, KKN Malah Jadi Model Pemerintahan NKRI!

4 Januari 2019   18:34 Diperbarui: 4 Januari 2019   18:40 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kejatuhan pemerintah ORDE BARU di bawah kepemimpinan jendral besar soeharto yang "sangat" di takuti dengan predikat "the smiling generale", dia seorang tiran yang berwajah "baby face", di mana sungguh pada saat penyerahan jabatan nya terlihatlah  "KEKUATAN dan KEKUASAAN NYA". 

Bagaimana tidak Mahkamah Agung di hadirkan di istana, DPR RI di hadirkan di istana, MPR RI di hadirkan di istana dan Rakyat di hadirkan di hadapan televisi dan BERLANGSUNGLAH PENYERAHAN JABATAN yang berjalan lancar seperti KEINGINAN NYA, dan kritik tak mampu mengusik KETENANGAN OTORITAS sang penguasa orde baru itu, hanya KHALAYAK NASIONAL BER EUPHORIA ATAS TERJADINYA REFORMASI dalam jargon nya untuk menggempur dan memberantas KORUPSI, KOLUSI, NEPOTISME.. ehhemm

Dua puluh satu tahun reformasi menapaki langkah untuk mensejahterakan RAKYAT yang telah tersandera oleh TIRAN ORDE BARU dengan segala JARINGAN KERJA KEKUASAANNYA, tetapi kesejahteraan yang bergantung pada reformasi itu BAGAI JAUH PANGGANG DARI API.

1. Sumber daya manusia tetap terpuruk dalam kwantitas-kwalitas intelektualitas dengan nilai terbesar 60+% lebih di sandang oleh tak terdidik, sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah lanjutan tingkat atas.

2. Korupsi bagai GURITA PATGULIPAT dan hukum di porakporandakan dengan terjadinya pembunuhan berkwalifikasi "highly mafia".

3. Kolusi bagai "keluarga harmony", dengan "santun" mengeruk apa saja yang dapat di keruk dan tak henti hentinya, dari APBN ke APBN-P dan sampai ke bilateral dan.multilateral finance.

4. Nepotisme dengan "gembira ria" di lakukan dan RAKYAT seolah di pertontonkan agar memahami dan memaklumi bahwa KEKUASAAN ADALAH HAK YANG TIDAK BOLEH DI GANGGU GUGAT, baik secara konstitusi maupun secara berbangsa dan bernegara yang di LANDASI DAN HARUS berdasarkan pancasila SESUAI CITA CITA KEMERDEKAAN.

Kekuasaan reformasi sangat kuat dan hebat melalui partai partai koalisi-koalisinya, dan yang terlihat di awal 21 tahun berjalan nya reformasi terlihat pegawai negeri, kepala-kepala daerah bagaikan simphony menyuarakan MENDUDKUNG KONTESTAN INI DAN ITU, alat negara yang adalah Tentara Nasional Indonesia kembali tidak sungkan sungkan lagi masuk dalam lingkar politik, para pemimpin agama juga bersimphony dalam politik, partai partai tidak lagi MALU MEMINTA ANGGARAN NEGARA UNTUK BERKONTESTASI DALAM PEMILIHAN UMUM ... ya seluruh organ kenegaraan berpesta pora untuk MEMUASKAN SYAHWAT NIKMAT BERNEGARA dan si pemilik kedaulatan rakyat, yang adalah RAKYAT INDONESIA harus MENGELUS DADANYA untuk bersabar, tunduk dan pasrah atas nasibnya di dalam tafsir tafsir putusan MAHKAMAH KONSTITUSI yang telah kemasukan KORUPSI, KOLUSI dengan gaya nya yang "santun dan beradab". ck ck ck ck ...

Menjadi pemikiran yang mendalam apakah benar bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia ini masih sebagai NEGARA HUKUM sesuai dengan cita cita proklamasi 17 agustus 1945 yang di manifestasikan ke dalam undang undang dasar 17 agustus 1945, dengan PANCASILA sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara ...???.

Mengapa Negara Kesatuan Republik Indonesia ini mau di bawa kembali kepada dasar syariah yang telah menjadi konsensus nasional di "hilangkan" dengan IKLAS,  sebagai jejak "piagam jakarta" yang sudah tidak lagi untuk DI PERDEBATKAN DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA. Mengapa keilkasan para perintis dan pendiri negara ini dengan TAK SENONOH, TERPINGGIRKAN OLEH TRIK TRIK POLITIK HEDONISME YANG SELALU TERFOKUS PADA PENGGEROGOTAN APBN ... ?????

Dalam filsafat nusantara tentang " ZAMAN EDAN" memang ini dengan gambalang di tuturkan "BAHWA PADA MASANYA BANYAK PENCURI GAGAH BERANI, BERTOLAK PINGGANG DI TENGAH JALAN, TAPI SAAT NYA, AYAM AKAN MATI DI LUMBUNG PADI" .... maka DAULAT RAKYATLAH YANG AKAN BERJALAN "MELENYAPKAN" para pamong-punggawa NEGARA  yang tak mampu lagi bertindak benar dan senang BERBOHONG DAN MENINABOBOKAN RAKYAT MELALUI JANJINYA.  Dan oleh kesyahwatan nikmat untuk menyiapkan datangnya pemimpin yang di nantikan,  yang memang RESIKO NYA SANGAT MENGGERTARKAN QOLBU KARENA SEBELUM PEMIMPIN ITU HADIR, AKAN DI DAHULI OLEH BANJIR DARAH KARENA SALING BERTAHAN NYA KENIKMATAN SYAHWAT DAN KEANGKARAAN MURKA.... yach itulah resiko Negara Kesatuan Republik Indonesia, karena Tuhan Yang Maha Esa ikut campur dan tanpa ikut campur nya Tuhan Yang Maha Esa, memang SANGAT LAH SULIT TEGAKNYA KONSTITUSI DAN PANCASILA di bumi NKRI .... SEMOGA IBU PERTIWI TETAP DALAM PENDIRIAN NYA ... Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun