Mohon tunggu...
Saut H Aritonang
Saut H Aritonang Mohon Tunggu... -

ILO conference for trade unionist, human right activist, consultant for industrial relation harmony.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ilusi dan Delusi Elite Nasional

15 November 2018   09:28 Diperbarui: 15 November 2018   09:40 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Negara kesatuan republik indonesia adalah negara hukum "recht staat" dengan falsafah hidup berbangsa dan bernegara adalah PANCASILA, keseharian dari "gambaran" hidup bermasyarakat adalah sopan santun, murah senyum, toleran, beranekaragaram tapi satu tujuan (bhineka tunggal ika), ramah dan saling tolong menolong dengan skope lebih besar yaitu bergotongroyong.

Dan masyarakat sangat permisif pada elite nasional lihat apapun siapapun yang terkena vonis "terpidana" tetapi saat si terpidana kembali ke kehidupan sehari-harinya dia diterima dengan melupakan masalah yang "menerpa nya". Sungguh hal ini selalu dan selalu mampu meredam gejolak kemasyarakatan atas suatu perilaku yang ekstrim di masyarakat.

Mari kita lihat perilaku tersebut:

1. Saat terjadi "bom di jalan Thamrin" yang lalu, jelas di televisi kita melihat sang eksekutor berlari dikejar aparat dan masyarakat menonton dan tukang gorengan tenang menjajakan gorengannya dan si pembeli gorengan membeli gorengan sambil menonton "hiruk pikuk" teroris bom yang dalam ukuran negara adi daya, keadaan itu adalah "keadaan darurat", tapi sangat bersahaja di masyarakat kita.

2. Saat si koruptor secara besama di gelandang ke kantor KPK dengan rompi oranye nya, sang para koruptor dengan senyum sumringah melambaikan tangan berjalan bersama, dengan membawa koper masing masing bagaikan sedang bepergian mengikuti seminar dan masyarakat pun turut tertawa.

3. Saat aturan main yang mensuratkan bahwa anggota dewan perwakilan daerah adalah orang independent non partisan dengan GAGAH NYA .... MAHKAMAH AGUNG mempersilahkan orang yang partisan itu BOLEH DUDUK DI DEWAN PERWAKILAN DAERAN DAN MENJADI CALON DEWAN PERWAKILAN DAERAH.

4. Saat REVOLUSI MENTAL dikumandangkan dengan pekik heroik dengan menjanjikan kesejahteraan rakyat dengan perobahan sikap bernegara dan berbangsa akan terjadi dalam pemerintahan nya dan SAAT SAAT TERAHIR NAN GENTING dihimbau bahwa para mantan para pidana itu pun memiliki hak azasi manusia dan boleh di ikutsertakan kembali sebagai calon anggota yang terhormat duduk di parlemen dan akhir nya DI SAMBUT OLEH PUKULAN PALU MAHKAMAH AGUNG BOLEH MENJADI CALON ANGGOTA TERHORMAT DI PARLEMEN.

Kejadian demi  kejadian yang di kemudikan para elite nasional dalam blantika pemerintahan negara kesatuan republik indonesia sungguh menjadikan bulan bulanan "HARAPAN MASYARAKAT ATAS NEGARA KEBANGSAAN INDONESIA."

Masyarakat begitu yakin walaupun kebohongan demi kebohongan mendera kehidupan rakyat kesehariannya dengan "persekusi" yang dilakukan antar pemimpin dalam kemimpinannya silih berganti karena dalam waktu 73 tahun kemerdekaan negara tingkat intelektualitas masyarakat, IPM, pendidikan masyarakat mayoritas slta ke tak terdidik adalah jumlah yang terbanyak di masyarakat, pendapatan masyarakat mayoritas pun masih TERUK KUR OLEH UPAH MINIMUM.

Tapi masyarakat itu tetap MENGHORMATI SANG PEMIMPIN, entah akibat media main-streem yang mengangungkan sang para pemimpin atas korelasi dan kongkalingkong ekonomi yang terjalin atau memang itulah gaya masyarakat dalam design besar sang para pemimpin yang berpenyakit "ILUSIF" dan bahkan berpenyakit "DELUSIF" ..... masyarakat sungguh hanya masyarakat namanya, yang hanya tergantung pada harapan harapan yang terputus putus di dalam skenario PEMILIHAN UMUM yang juga dirancang oleh para ILUSIFATORS dan DELUSIFATORS..... Astaganaga.... 

Lihat lah saat para sang pimimpin saling menyalahkan saat ditanya tanggungjawabnya, ach ..... Negaraku mau kemana kau bawa hei para pemimpin negeri ini .... dan saat ini tengah berlangsung KONTESTASI PEMILIHAN PRESIDEN ATAS ILUSIFATOR dan DELUSIFATOR.... Mari kita nantikan pemenangnya.....yang adalah HIKAYAT PARA PEMIMPI (yang mungkin saja mereka penyakitan atas ilusi dan delusi) YANG DI PERCAYA OLEH MASYARAKAT PEMIMPI ..... hhhemmmmm.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun