Mohon tunggu...
Inovasi

Jangan "Beko" Bukit Kami

29 Oktober 2017   00:28 Diperbarui: 29 Oktober 2017   01:37 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Hari ini, Saya mendapati berita bahwa telah terjadi semburan lumpur di Tasikmalaya (sumber). Sebagai anak Tasik di tanah rantau, Saya turut prihatin dan berharap semoga semburan lumpr tidak berketerusan seperti apa yang terjadi di Sidoarjo. Semburan lumpur itu muncul setelah warga yang kekeringan mencari sumber air tanah dengan melakukan pengeboran hingga 40 meter.

Di kampung Cimacan Desa Cintaraja Kecamatan Singaparna tengah terjadi talik ulur soal boleh tidaknya penggalian pasir di bukit "Baregbeg". Bukit ini menjadi tumpuan warga sekitar untuk memperoleh sumber air bersih. Kurang lebih 38 KK menggantungkan sumber air bersih dari bukit tersebut. Bukit-bukit lain sudah mengalami nasib tragis pengambilan pasir. Salah satunya adalah Gunung Pedang.

Melalui Kompasiana ini, penulis berharap agar proses penggalian pasir secara masif dengan buldoser (Beko dalam bahasa setempat) di Bukit Baregbeg dihentikan. Sebab, jika perataan bukit itu terjadi maka imbas negatifnya sangat besar. Pertama, masyarakat kehilangan sumber air bersih. Kedua, lahan sawah akan kekeringan karena sumber air dari irigasi belum berfungsi. Ketiga, fungsi bukit dan gunung sebagai pasak bumi akan hilang, tanah akan menjadi rawan longsor.

Karena itu, sebelum masyarakat Cimacan mengalami kekeringan serupa di Kecamatan Parung Ponteng Tasikmalaya, cegah pengerukan pasir di Bukit Baregbeg. Kepada Pak Kuwu yang diamanahi menjaga kelestarian alam Cimacan, kami menanti kepeduliannya. Di tangan Saudaralah jadi tidaknya Bukit Baregbeg dibeko. Bukalah mata hati dan fikiran, bahwa menjaga alam agar tetap lestari bagian dari tugas Anda dan kami semua warga Kampung Cimacan termasuk Saya yang saat ini di tanah rantau (Papua).  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun