Mohon tunggu...
Shohibul Anshor Siregar
Shohibul Anshor Siregar Mohon Tunggu... -

Koordinator Umum 'nBASIS (Pengembangan Basis Sosial Inisiatif & Swadaya), tinggal di Medan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Islah Partai Ka'bah

23 April 2014   08:37 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:19 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://cdn.sindonews.com/dyn/620/content/2014/04/21/113/856078/pNRQdEpqpA.jpg

[caption id="" align="aligncenter" width="372" caption="http://cdn.sindonews.com/dyn/620/content/2014/04/21/113/856078/pNRQdEpqpA.jpg"][/caption]

Dikhabarkan bahwa 27 DPW PPP sudah berada di Jakarta untuk islah melalui Mukernas III yang kelihatannya terencanakan atas kesepakatan antar kubu yang bertikai, yang dimediasi oleh berbagai elit berwibawa dalam partai itu. Mukernas III PPP pada hari Rabu-Kamis, 23-24 April 2014 akan berlangsung di Cisarua| Can we believe this as the end of the storm?|

Tak ada salahnya sebuah proposal diajukan, siapa tahu bermanfaat. Sama sekali tak bermaksud menggurui, melainkan sekadar sumbang saran belaka:

(1) Harus ada evaluasi objektif mengapa PPP tak mampu membuktikan dirinya partai Islam dengan karakter, perilaku politik, agenda advokasi dan program serta nexus keterkaitan yang meyakinkan dengan umat? Nexus itu mestilah yang berwatak dan nilai Islami.

(2) Keseluruhannya itu menjadi jawaban atas pertanyaan mengapa tak mencapai keberhasilan dalam pileg. Mengkambing hitamkan money politic yang dahsyat tak boleh diperkenankan karena tanpa kecuali semua partai melakukannya;

(3) Islah bukan untuk berbagi apa-apa kecuali merumuskan jalan terbaik utk menempatkan diri dalam peran ke depan khususnya dalam kurun 5 tahun. Seyogyanya begitu, dengan tanpa pengabaian atas agenda perebutan kekuasaan negara yang sudah semakin mendekat;

(4) Sekecil apa pun nilai transaksi yang diatur amat rahasia di sana, pada saat yang tak menunggu lama akan bocor juga ke publik dan itu kampanye diri terburuk telah diawali pula setelah tak memperoleh dukungan memuaskan dalam pemilu. Jika difahami, kejadian seperti ini dapat identik dengan "sudah jatuh ketimpa tangga lagi";

(5) Bisakah PPP diharapkan berani dan menumbuhkan keberanian diri untuk  "mengusir dan atau setidaknya mengeliminasi peran bandit-bandit politik" yang memuakkan yang dalam kesan umum bahkan dapat lebih buruk dari perilaku politisi sekuler dan politisi anti Islam?;

(6) Bersediakah PPP merenungi klaimnya sebagai "rumah besar umat Islam" dengan meneruskan detil rencana perubahan substansi gerakan dan perjuangan? Tanpa itu, sebagai warga muslim, saya akan ajukan keberatan karena PPP telah menggunakan simbol sakral Islam sebagai lambangnya meski dengan cita-cita dan karakter serta perilaku politik yang sangat diametral dengan sifat dan ajaran Islam;

(7) Memilih di antara "induk semang" Jokowi, ARB, Prabowo atau mendirikan poros sendiri bersama kekuatan politik lain di luar ketiga "induk semang" itu tampaknya sederhana dan seolah nothing to loose jika ke mana saja di antara ketiga "induk semang" itu, di luar altetnatif keempat. Tetapi percayalah, pilihan itu akan beresiko besar manakala rakyat tak merasa nyaman.

(8) Saya sangat yakin satu-satunya sumber dana partai di negeri ini adalah uang negara yang diambil secara halal dan secara korupsiomal dari APBN dan APBD dengan proporsi yang tak berimbang (antara yang halal dan haram). Ijtihad apa yang dimiliki oleh PPP untuk tidak dituduh berdamai dengan korupsi atas nama Islam?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun