Mohon tunggu...
Rizka Khaerunnisa
Rizka Khaerunnisa Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Mengumpulkan ingatan dan pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"La Casa de Papel": Sejumput Ode dan Alegori Perlawanan

18 April 2020   16:59 Diperbarui: 19 April 2020   18:11 3873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster "La Casa de Papel" | Credit: IMDb/Netflix

Nama ayahnya Jesus Marquina. Saat itu Profesor kecil sering sakit-sakitan, bertahun-tahun. Sang ayah tak mampu membayar biaya perawatan di rumah sakit. Ia terpaksa merampok, sebab tak seorang pun bisa membantunya. Sayang, perampokannya gagal -namun kelak diwujudkan oleh Profesor.

"Dan mesin itu ada di suatu tempat yang disebut 'Pabrik Uang'. Dan dengan rencana, rencana besar, harus rencana yang matang, orang bisa masuk dan membuat uang sebanyak yang dia mau tanpa harus merampok siapapun. Mengerti?" Cerita Profesor pada Nairobi, menirukan ucapan yang pernah dikatakan mendiang ayahnya (P1.E12).

Yang menarik, soal riwayat sang kakek. Di musim pertama, Bella Ciao, lagu rakyat Italia itu -penonton pasti tahu- disenandungkan dua kali. Salah satunya di episode terakhir musim pertama, saat Profesor duduk bersama Berlin di meja makan dalam rumah persembunyian sebelum hari H perampokan. 

Mereka menyanyikan lagu Bella Ciao. Penutup episode ini juga diiringi Bella Ciao bersama potongan gambar tentang krisis ekonomi tempo doeloe. Kata narator Tokyo:

"Kakeknya, yang melakukan perlawanan bersama partisan melawan fasisme di Italia, mengajarkan lagu itu padanya. Lalu dia mengajarkan lagu itu pada kami." (P1.E13)

Saya sangat bertanya-tanya, seperti apa sosok ayah dan kakek Profesor? Seberapa besar keduanya mempengaruhi alam pikir Profesor? Luka dan pengalaman sedalam apa yang dibawa Profesor selama hidupnya?

Sayangnya, rasa penasaran kita semua masih tertunda. Sabar menanti musim berikutnya...

Dua "Robin Hood"

Sejak misi di Badan Percetakan Uang Spayol berhasil, rakyat mulai bersimpati pada gerombolan perampok yang dipimpin Profesor. Bagi rakyat, para perampok merupakan simbol dan representasi pemberontakan sipil untuk menentang sistem kapitalisme. Mereka menjuluki Profesor and the gang sebagai "Robin Hood".

Julukan itu, dalam dunia nyata sudah lebih dulu ada dan populer di Spanyol. Orang-orang menyematkan julukan itu pada seorang aktivis dari Catalonia bernama Enric Duran. Ya, he is the real "Robin Hood". I mean, "Robin Hood of the Banks" (sekilas tentang Enric Duran bisa dibaca di sini).

Enric Duran | Credit: CC0 via Wikimedia Commons
Enric Duran | Credit: CC0 via Wikimedia Commons

Sementara Profesor dalam La Casa de Papel 'merampok' secara terang-terangan dan mencetak uangnya sendiri di dalam gedung percetakan uang, Duran mengambil 68 pinjaman komersial dan pribadi dari 39 bank sejak tahun 2006 hingga 2008 tanpa ada niat untuk membayar utangnya kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun