Mohon tunggu...
Rizka Khaerunnisa
Rizka Khaerunnisa Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Mengumpulkan ingatan dan pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Sebuah Narasi Melawan Alienasi pada Kaum Urban dalam Film "Little Forest" dan "Only Yesterday"

21 Maret 2019   22:50 Diperbarui: 22 Maret 2019   19:12 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Manusia dan Alam | pexels.com

Toshio: "Bertanam tanpa bahan kimia dan sejenisnya. Hanya darah, keringat, dan air mata. Kami hanya menggunakan pupuk alami, tidak pakai pestisida atau apapun. Kami menyerahkan tanaman pada kekuatan alam. Ini keren.. Seperti meminjamkan tangan kepada alam. Terdengar mudah, tapi ini pekerjaan yang sulit."

Dari kiri ke kanan: Taeko, Adik Toshio, dan Toshio dalam film "Only Yesterday" | imdb.com
Dari kiri ke kanan: Taeko, Adik Toshio, dan Toshio dalam film "Only Yesterday" | imdb.com
Toshio ini tampaknya tokoh yang idealis sekali. Saya juga terkesan pada caranya memandang keberlanjutan hidup manusia. Tujuannya bertani bukan semata-mata mengumpulkan pundi-pundi uang untuk dirinya sendiri.

Lebih dari itu, ia sadar bahwa pertanian organik yang digelutinya itu akan membawa dampak positif jangka panjang bagi manusia-manusia di masa depan. Toshio sadar bahwa pertanian dengan pendekatan modernis memiliki simbiosis yang tak sehat bagi manusia dan alam, maka ia merasa perlu untuk menyembuhkan kehidupan yang sekarang ini rusak.

Toshio: "Bukankah saat ini pertanian sedang mengalami kemunduran? Jadi kita tidak boleh berpikir seperti tidak terjadi apa-apa. Kita juga harus memikirkan tentang masa depan. Kita harus saling membantu, menyemangati satu sama lain, atau kita tidak akan bisa bertahan."

Mengenai pertanian organik ini, saya jadi teringat Vandana Shiva, seorang perempuan aktivis lingkungan, yang gigih mengampanyekan pertanian organik demi menyelamatkan ekosistem alam. Menurutnya, petani harus bisa mengembangbiakkan benih alaminya sendiri tanpa ada keharusan membeli benih dari perusahaan kapital. Shiva menolak penggunaan bahan kimia bagi pertanian dan menyarankan pertanian dengan sistem polikultur.

Sesungguhnya, kesamaan visi dengan Shiva inilah yang rohnya coba ditiupkan dengan halus dan indah di dalam kedua film, terlebih Only Yesterday dengan narasi pertanian organiknya.

Problem alienasi pada manusia bukanlah hal sepele, di abad ini kita sudah melihat faktanya melalui angka bunuh diri seperti yang terjadi di Jepang. Ketimbang terus mencari-cari kebahagiaan semu dengan menempuh cara-cara modernis untuk menanggulangi kesendirian dan kesepian, kenapa tak kita coba cara yang lebih holistis? Kenapa tak kita coba tempatkan alam sebagai subjek yang sejajar dengan kita? Kenapa tak kita coba tautkan komunikasi dengan alam?

Kita, sebagai produk modernitas, harus memikirkan ulang cara pendekatan hidup yang lebih bijaksana.

Terakhir, sebagai penutup yang manis, saya ingin mengutip kata-kata dari Vandana Shiva.

"If you are doing the right thing for the earth, she's giving you great company." 

P.s, Ada yang tau apa alasan Shiva menyebut alam dengan kata ganti "She"?
Mari berdiskusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun