Mohon tunggu...
Rizka Khaerunnisa
Rizka Khaerunnisa Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Mengumpulkan ingatan dan pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Sebuah Narasi Melawan Alienasi pada Kaum Urban dalam Film "Little Forest" dan "Only Yesterday"

21 Maret 2019   22:50 Diperbarui: 22 Maret 2019   19:12 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Manusia dan Alam | pexels.com

Tetapi peluang itu tak ditemukannya di kota. Yang ada ia sering merasa "kelaparan" karena makanan di kota tak seenak yang ada di desa. Di kota, ia terlalu sering memakan makanan instan di samping harus mengirit uang karena biaya hidup yang tidak murah. Sebab itu, ia "melarikan diri" kembali ke desa, alih-alih sebetulnya memang kembali pulang ke rumah yang sebenarnya.

Tokoh Ichiko dalam film "Little Forest" versi Jepang | imdb.com
Tokoh Ichiko dalam film "Little Forest" versi Jepang | imdb.com
Dalam Little Forest versi Korea, sahabat Hye-won bertanya, "Kenapa pulang ke desa?" Jawaban Hye-won adalah, "Aku lapar."

Pada awalnya, saya kira jawaban Hye-won itu hanyalah pemanis humor yang sekadar bumbu-bumbu dalam film. Setelah mengikuti alurnya, saya paham bahwa pernyataan Hye-won bukan candaan semata. Hye-won benar-benar merasa lapar. Ia menanggung rindu pada masakan-masakan enak yang bisa dibuatnya sendiri di desa, yang bahan-bahannya dengan mudah di dapatkannya di desa.

Yang perlu mendapat sorotan dalam Little Forest, bukan hanya adegan-adegan memasaknya saja, kita juga perlu menyimak lebih saksama adegan-adegan bertani yang dilakukan para tokohnya. Bahan-bahan utama masakan, seperti beras dan sayur-sayuran, ia petik langsung dari ladang. 

Tentu cita-rasa masakan yang berasal dari bahan-bahan yang fresh akan berbeda dengan bahan-bahan yang di jual di pasar atau supermarket yang telah berpindah-pindah tangan, ditambah lagi tampaknya sistem pertanian yang digunakan dalam Little Forest adalah pertanian organik, tidak banyak menggunakan bahan kimia.

Selain sayur-sayuran dan buah-buahan yang ditanam sendiri, Hye-won dan/atau Ichiko bisa memperoleh bahan-bahan lain yang telah tersedia di dalam hutan. Pohon-pohon seperti pohon kastanya (chestnut), kacang hazelnut, dan buah beri tumbuh liar di hutan, dengan kata lain siapa pun berhak menikmatinya, tak ada kepemilikan lahan di hutan.

Inilah yang paling menyenangkan bagi saya, di dalam Little Forest kita bisa ikut merefleksi diri bagaimana harmoni antara produksi dan konsumsi yang dilakukan petani terjalin tanpa ada intervensi dari pemilik kapital.

Mereka menanam sendiri hampir seluruh kebutuhan pangannya. Segala produksinya itu mereka konsumsi sendiri, dan sebagian lagi mungkin dijual untuk menghasilkan uang. Mereka hampir tidak pernah membeli kebutuhan pangan ke pasar di samping karena letak desanya yang cukup jauh dari pusat keramaian----untuk pergi ke pasar atau minimarket dibutuhkan waktu setengah jam perjalanan dengan mengendarai sepeda.

Selanjutnya, mari beralih pada film Only Yesterday. Di dalam film ini, memang gambaran tentang bercocok-tanam tidak begitu intens ditampilkan apabila kita bandingkan dengan Little Forest. 

Namun hakikat tentang hidup bertani di desa dan keterikatan manusia-manusianya dengan alam ditampilkan dengan cara yang filosofis melalui dialog-dialog Taeko dan tokoh laki-lakinya, Toshio. Di dalam dialog itu terselip hal-hal yang sangat filosofis, misalnya curhatan Toshio tentang kebahagiaannya menjalani hidup sebagai petani.

Bagi Toshio, "merawat sesuatu yang hidup" itu sangat menyenangkan. "Sesuatu yang hidup" yang dimaksudnya itu merujuk pada alam. Toshio percaya, "jika kita merawat mereka dengan baik, mereka akan berbuat yang terbaik untuk kita. Sebuah pesan yang menarik, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun