Mohon tunggu...
Rizka Yulianti
Rizka Yulianti Mohon Tunggu... Mahasiswi -

Both sanguine and pleghmatic

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Deskripsi Spasial dan Deskripsi Impresionis, Bedanya di Mana?

7 Juni 2018   04:04 Diperbarui: 7 Juni 2018   04:28 1453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dilanjutkan tiga deret selanjutnya ialah tiga kedai roti fenomenal, yakni ; Jco, Dunkin Donuts, dan Roti 'O. Tak jauh dari kedai tersebut, terdapat charger area yang diperuntukkan bagi pengguna KRL yang membutuhkan tenaga listrik dan wadah untuk mengisi kembali baterai gadget mereka. Charger area tersebut diapit oleh dua minimarket, Alfamart dan Indomart. 

Jika kamu duduk di bangku peron tiga, kamu akan melihat di pojok kiri stasiun ini terdapat toilet untuk pria dan wanita serta musholla. Kedua tempat tersebut mengapit sebuah ruangan kecil berukuran 2 X 2 meter yang diperuntukkan bagi petugas untuk menangani  segala bentuk keluhan pengguna KRL, nama ruangan tersebut adalah Commuters Care Room.  

Biasanya keluhan yang diadukan adalah mengenai keterlambatan kedatangan kereta ataupun kasus pencurian. Ketika sedang mengetik teks deskripsi ini, aku sedang duduk di bangku yang berada di peron enam sambil menunggu kedatangan kereta tujuan akhir Stasiun Bogor. Ramai. Sangat ramai. 

Bahkan banyak orang yang duduk di anak tangga peron sembari berbincang dengan teman sejawat ataupun sibuk menarikan jari mereka diatas layar touch screen miliki mereka. Ada juga yang memilih untuk berdiri diam, menikmati dunianya sendiri lewat alunan musik yang mereka putar, tersumpal melalui earphone yang mereka kenakan.

Ah.. kakhirnya keretaku datang. 

Selanjutnya adalah deskripsi impresionis. Deskripsi Impresionis adala  jenis karangan deskripsi ini menggambarkan suatu objek dengan metode subjektif. Dengan kata lain, benda atau hal yang dideskripsikan berdasarkan impresi, kesan atau pandangan pribadi penulisnya.

Contohnya :  Hari ke-16

Pagi itu awan tak menampakkan diri dilangit Jakarta. Gumpalan putih lembut yang biasa tampak, kini terlihat bersembuyi dibalik langit yang redup. Mataharipun enggan menunjukkan sinarnya. Tetes demi tetes air langit turun perlahan. Sepasang kaki mungil melangkah dengan penuh kehati-hatian menghindari percikan air yang menggenangi sepanjang gang. 

Dibiarkannya jas hujan berukuran full body melindungi tubuh dan tas ranselnya dari gerimis pagi itu. Tangannya bersedekap. Langkah kakinya terhenti setelah berada diujung gang yang berpapasan langsung dengan jalan raya. Atap teras bengkel menjadi tempat berteduhnya pagi itu. 

Jam tangannya menunjukkan pukul 06.10.

 Hujan makin deras. Terlihat peluru air langit seperti menerjang atap angkot JP  03 jurusan Roxi-Tanahabang- Bendhil yang lalu lalang di Jl.KH.Masmasnyur. Ternyata hujan tak banyak mempengaruhi padatnya aktifitas pagi itu. Perhatiannya terperanjat oleh suara kilat yang seketika mengusik jantung. Pagi yang kelabu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun