Mohon tunggu...
Ryvana Fathia Aryani
Ryvana Fathia Aryani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Ig: @ryvanafathiaa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dinasti Atut Berebut Tahta Tanah Jawara di Masa Pandemi

1 November 2020   07:43 Diperbarui: 1 November 2020   07:52 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pilkada serentak 2020 ditengah Pandemi Covid-19 ini tetap berlangsung meski banyak menuai pro dan kontra masyarakat. karena terlaksananya kegiatan ini pasti akan mengumpulkan banyak masa entah itu saat kampanye pasangan calon maupun saat pemilihan nanti yang akan memicu penyebaran virus tak terkendalikan.

Tetapi, pendapat Menko Polhukam Mahfud MD yang di lansir dari republika.co.id. Menurutnya alasan Presiden Joko Widodo tetap melaksanakan Pilkada di masa pandemi Covid-19 adalah untuk menjamin hak konstitusional rakyat untuk memilih dan dipilih. Dan hal itu sudah sesuai dengan agenda yang di atur undang-undang juga ada alasan lain kenapa pilkada tetap berlangsung karena tidak ada pihak manapun yang bisa memberi kepastian kapan covid-19 ini berakhir.

Sekarang setiap daerah pasti tengah mempersiapkan calonnya masing-masing untuk mengisi tahta selanjutnya. Tak ketinggalan juga Pilkada Banten 2020. Siapa tak kenal dinasti atut? Pasti sudah tidak asing lagi dengan politik Dinasti Atut di telinga warga Banten yang sudah mendarah daging.

Anggota keluarga dari Dinasti Atut mencalonkan diri di Pilkada Banten 2020, siapa saja? Pertama Ratu Tatu Chasana (adik kandung Ratu Atut) yang mencalonkan diri lagi di Pilkada Kabupaten Serang bersama Pandji Tirtayasa dengan di dukung banyak koalisi yaitu partai Partai Golkar, PDIP, PKB, PAN, PKS, Nasdem, Berkarya, PPP, PBB, dan Hanura dan menjadi Pasangan Calon nomor urut satu.

Kedua, Pilar Saga Ichsan (anak kandung Ratu Tatu) yang resmi mendaftarkan diri sebagai Wakil Wali Kota Tangerang Selatan mendampingi Benyamin Davnie yang sebelumnya adalah Wakil Wali Kota Tangerang Selatan. Pasangan calon ini di usung oleh Partai Golkar.

Dan yang ketiga, Tanto Warsono Arban (menantu atut) yang  menjadi bakal pasangan calon (Bapaslon) petahana Pandeglang bersama Irna Narulita yang di dukung oleh partai Golkar, PDI Perjuangan, PAN, Demokrat, Nasdem, PBB, PKS dan Gerindra.

Meski di nilai kuat karena memiliki basis massa kuat di Banten menurut Leo Agustino, Pengamat politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta). Dan juga banyak dukungan dari berbagai koalisi. Namun, jika masyarakat lebih kritis untuk memilih calon pemimpin, apalagi di tengah pandemi ini yang diharapkan adalah mempunyai pemimpin yang mampu berinovasi menghadapi kondisi pandemi ini. Sebenarnya ketiganya memiliki tantangan yang sama untuk mencalonkan dan memperoleh suara.

Dikaitkan dengan buruknya Politik Dinasti yang rentan melakukan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme ketimbang memberikan keutungan untuk masyarakat yang juga terjadi pada Dinasti Atut. Hal ini pun menjadi tantangan ketiganya meyakinkan masyarakat untuk mempertimbangkan ketiganya menjadi pemimpin di daerahnya masing-masing.

Dihubungkan dengan kondisi Pandemi sekarang, dimana orang yang terjangkit virus semakin meningkat otomatis pemenuhan alat kesehatan yang dibutuhkan semakin banyak dan adanya kejadian korupsi pengadaan alat kesehatan Banten yang di lakukan oleh Tubagus Chaeri Wardhana atau wawan (adik kandung atut) memperburuk reputasi ketiganya.

Dengan keadaan kondisi perekonomian masyarakat Banten sekarang semakin buruk, membuat masyarakat juga mengharapkan pemimpin yang bisa mengubah perekonomian masyarakat menjadi lebih baik. Dan dikaitkan dengan politik Dinasti Atut, apakah jual-beli jabatan masih berlangsung di dalamnya atau tidak? Karena Ratu Atut yang tertangkap mekukan jual-beli jabatan.

Meskipun kita tidak tahu kedepannya seperti apa jika anggota keluarga atut ini kembali menduduki tahta dan kegiatan tersebut masih berlangsung atau tidak. Namun jika kegiatan itu masih berlangsung yang terjadi adalah masyarakat miskin semakin miskin yang kaya semakin kaya. Perekonomian masyarakat pun akhirnya tidak berkembang yang ada semakin terpuruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun