Mohon tunggu...
Rahmad Dede Yufani
Rahmad Dede Yufani Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Suka deadline

Menulis, membaca dan berpergian. Belum memiliki apa-apa.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dari Mana Timbulnya Rasa Kepercayaan terhadap Kehidupan

10 September 2021   14:41 Diperbarui: 10 September 2021   14:43 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apa maksud dari kepercayaan terhadap kehidupan?

Aku: Mengenai kepercayaan yang terbesit di kepala setiap manusia setelah mendapat doktrin dari sesorang yang bisa dikatakan "piawai" dalam perihal keagamaan yang sudah mendarah daging didalam akalnya, I guess. Lalu, kita menjadikan "omongan" tersebut menjadi dogma akan kehidupan saat menjalani kehidupan. 

Dalam agama tersebut terdapat satu mahluk yang memiliki hak mutlak untuk melakukan apapun sesuai kehendaknya, tetapi tidak terlihat keberadaanya--sulit untuk menemukan eksistensinya secara fisik. Mereka menyebutnya Tuhan yang maha esa. Terdapat banyak konsep yang ada di dalam satu agama.

 Sedangkan, agama di planet ini tidak hanya satu, pasti banyak. Bisa dikatakan bahwa ada sekian ketentuan yang harus ditaati oleh partisipan agama. Walaupun sebenarnya aturan di setiap agama ada yang berbeda, tetapi memiliki tujuan yang tidak begitu berbeda: perdamaian. Menurut saya sendiri, inilah alasan kenapa banyak orang skeptis akan keberadaan tuhan dan adanya konsep agama membuat manusia terkekang oleh sesuatu yang belum nyata, gaib.

 Bagi saya, pertama adalah keberadaan tuhan yang kemungkinan hanya khayalan semata yang sengaja dibuat oleh partisipan agama agar pengikutnya berasa ada satu mahluk yang seakan-akan bisa memenuhi kebutuhan psikologis para pengikut agar mereka mendapat serecah harapan yang diberikan oleh Tuhan. 

Itu juga berlaku juga dengan konsep-konsep yang terdapat didalam agama yang menyuruh pengikutnya melakukan apa-apa yang boleh dilakukan dan tidak diperbolehkan. Satu diantara banyaknya manusia akan penasaran seluk-beluk kehidupan tentang mereka sendiri: Mengapa mereka bisa ada dan apa itu tuhan. Lalu, bertambahnya waktu manusia memiliki akal untuk berfikir. 

Manusia berpikir bahwa asal-usul manusia berasal dari: Nenek moyang kita yang bentuknya mirip dengan kera, mereka menyebutnya "Teori Evolusi" ada juga manusia berasal serpihan hasil kehancuran "Bigbang"semuanya telah dipikirkan oleh manusia yang penasaran akan "Darimana kita berasal?" tidak ada bukti yang konkret. 

Beberapa agama mempunyai kitab yang menjelaskan tentang asal-usul manusia, tetapi tidak dijelaskan secara rinci. Ada satu pasangan manusia yang diturunkan oleh Tuhan untuk menciptakan peradaban. Kemudian, berbicara tentang apa yang kita lihat setiap saat: Alam semesta begitu agung jika kita lihat keberadaannya. Ada beberapa manusia yang memuja sang alam. Karena sudah jelas bahwa sang alam semesta adalah kunci kehidupan

Kenapa Alam semesta layak untuk dipuji?

Menurut saya sendiri: Jelas, boleh menjadi sebuah pertimbangan untuk saya melakukan puji syukur atas apa yang diberikan oleh Alam semesta kepada kita. Alam semesta tidak butuh di puja sebenarnya, yang dipuja seharusnya adalah yang menciptakan Alam semesta itu sendiri. Ada beberapa manusia yang mengklaim bahwa Alam semesta tercipta sendiri. 

Ada juga yang bilang Alam raya ini diciptakan oleh Tuhan. Bagi saya, kita tidak perlu memiliki banyak alasan untuk memikirkan hal itu, yang penting adalah untuk menyukai Alam semesta ini yang memberikan kita kejutan di setiap harinya, kita tak butuh alasan untuk memuji keberadaannya. Alam semesta mengajarkan banyak hal kepada manusia, entah dari keindahan ataupun kehancuran. Setiap satu kejadian memiliki makna implist yang dapat kita temukan setelah kita bersyukur atas Alam semesta berikan ke kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun