Lambat laun, para tentara mujahidin tersebut menjadi monster. Mereka berkembang memainkan kepentingan Geopolitik di Timur Tengah. Beberapa media mengungkapkan terkejutnya AS pada perkembangan para 'monster' ini, namun menurut saya justru sebaliknya. Amerika terlihat senang. Juga Saudi, kawan lama.
Suriah adalah hal tersulit dari sekian banyak penggulingan kekuasaan di Timur Tengah. Posisi Bashar Assad sungguh kuat. Para faksi jihadis seperti ISIS, Ikhwanul Muslimin (IM), HT dan Al Qaeda pun bersatu. Ini terinspirasi dari keberhasilan faksi jihadis ini di negara Timur Tengah lainnya, yang disebut sebagai "Arab Spring".
Kronologis Arab Spring
Pertama adalah Tunisia, terjadi Revolusi Yasmin yang menggulingkan Presiden Ben Ali yang berkuasa lebih dari 20 tahun. Dimotori oleh partai Ennahda yang beraliran IM. Disusul oleh Revolusi Mesir yang juga didukung oleh IM untuk menggulingkan Presiden Husni Mubarak yang juga berkuasa lebih dari 20 tahun.
Disusul keberhasilan IM di Maroko, setelah Partai Keadilan dan Pembangunan memenangkan pemilu dan kadernya menjadi Perdana Menteri. Selain itu, di Yaman dan Libya revolusi tak terhindarkan.
Yaman, pergolakan akibat memberontaknya kelompok Houti yang beraliran Syiah. Sedangkan Libya ditunggangi oleh kepentingan asing yang membaur dalam revolusi. Khadafi yang berkuasa lebih dari 20 tahun akhirnya tewas terbunuh.
ISIS masuk ke Yaman dan Libya di akhir setelah revolusi terjadi, memanfaatkan situasi yang carut marut pasca revolusi. Alasan ISIS masuk ke Yaman adalah ingin membantai Houti yang Syiah dan alasan masuk ke Libya belum diketahui selain penguasaan ladang minyak.
Siapa Ikhwanul Muslimin?
Jika kita sudah tahu siapa ISIS, Lalu siapakah Ikhwanul Muslimin? Mengapa IM begitu berhasil menggulingkan pemerintahan otoriter di Timur Tengah?
Ikhwanul Muslimin, hadir dengan konsep Negara Islam. Islam sebagai solusi, dan Khilafah Islamiyah harga mati.
IM berdiri pada tahun 1928 oleh Hassan Al-Banna. Mengusung konsep Islam murni bermahzab Hambali. Di dorong oleh kegalauan Banna terhadap Mesir yang dianggap kebarat-baratan akibat pengaruh ex-jajahan Inggris.