Di siang itu, Dini sedang mematut-matutkan wajah di cermin besar ruang tengah rumah, hanya ada dia dan ibunda yang ada dirumah saat itu. Tangannya sigap merapikan, membelit dan mengikat jilbab ungu yang baru dibelinya, sesekali Dini menengokkan matanya ke arah smartphone yang menampilkan tutorial jilbab terbaru di youtube.
"Mamaa...aku cantik gaak?" Dini berputar dari cermin dengan wajah ceria, maklum baru beberapa hari ini dia mantap memakai hijab.
Sang mama hanya terdiam.
"Mamaa, aku kan nanya...aku cantik gak pake hijab? Kok mama malah bengong?"
"Cantik Nak....tapi Nak..apa harus kamu memakai jilbab?" Tanya sang ibunda.
"Ya iya donk Ma, jilbab atau hijab itu adalah syarat bagi muslimah, kenapa sih Mah, Mama nanya gitu lagi?"
"Tolong, lepaskan jilbab itu nak! Buang jilbab itu!!"
"Apaan sih mah?! Jilbab itu hidayah bagi muslimah mah! Wajib! Melepas jilbab dan membuang adalah penghinaan agama Ma!"
Sang ibunda pun terduduk, wajahnya merah antara menahan marah dan tangis..
"Nak, jilbab bukan simbol agama, itu pakaian untuk menutup aurat, itu saja. Bahkan Bruce Dickinson pun membuang Salib pas konser Iron Maiden di Stockholm, dan kami umat Kristen pun biasa saja, dan kamu..Kamu gak pantas pake jilbab nak, ikuti Mama!.." Jawab Ibunda sambil menangis.
"Udah deh mah, Mama gak usah ngurusin Dini. Selepas Papa gak ada Mama mulai reseh sama Dini..bukannya Mama juga dulu mantap nikahin Papa walau beda agama, dan Mama akan selalu menghormati Islam apapun dan dimanapun itu.."