Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Krisis Venezuela di Antara Ekonomi, Revolusi, hingga Kopi Bandung

16 September 2018   11:55 Diperbarui: 16 September 2018   19:57 2435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
manado.tribunnews.com

Saya termenung, memandangi kaos Eli bergambar Cubitus warna biru usang. Saya jadi membuka kembali lembaran lama, dimana ketika era awal 2000an, Hugo Chaves begitu dielu-elukan oleh rakyat Venezuela karena sikap revolusionernya, terutama ketika revolusi Bolivarian.

November 2000, Chaves mengeluarkan Undang-Undang Ley Habilitante, dari bahasa Spanyol yang artinya "Memungkinkan bertindak". di mana UU ini memungkinkan Chaves untuk mengeluarkan dekrit, yang mana dari dekrit ini menghasilkan 49 UU yang sangat pro rakyat.

Salah satunya adalah UU reformasi agraria, dimana pemerintah membatasi kepemilikan tanah dari swasta, tuan tanah dan cukong-cukong tanah besar, dan dialokasikan untuk kepentingan petani, dimiliki negara.

Yang lebih gila lagi, UU reformasi minyak. Minyak sebagai pendapatan utama Venezuela di reformasi, di berlakukan pajak tinggi untuk asing, dari 16,6% ke 30%. Tidak tanggung-tanggung, dua kali lipat lebih.

Dari UU ini bisa ditebak, siapa yang kebakaran jenggot? Jelas para oposisi yang perutnya sudah gendut.

Chaves seperti bola liar bagi oposisi kapitalis. Ujungnya adalah percobaan kudeta, April 2002. Tapi gagal, rakyat berpihak pada Chaves, Chaves pun semakin pede dengan konsep Sosialis (tadinya tidak 100% sosialis).

Tapi dari sejarah itu, kita tahu bahwa Sosialis di dunia tidak pernah bobo nyenyak. Venezuela beda dengan China, dimana China sumber ekonominya buanyak. Dari mulai pentol korek sampai Turbine pembangkit listrik. Venezuela? Nol besar.

Seorang bahkan berkata, jika seluruh bangsa dunia dimusnahkan dan tinggal China, maka China pun tetap dapat hidup sendiri.

Venezuela tidak. Tapi Chaves tetap nekat, sayangnya tanpa pondasi ekonomi yang kuat. Minyak menyumbang 90% pendapatan negara.

Ya, Venezuela meletakkan telur dalam satu keranjang.

Batagor dipiringnya mulai habis, Eli memesan teh botol, dan saya kopi hitam. Saya bertanya, Artinya negaramu sangat rapuh? Ya, sangat rapuh. Jawabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun