Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menjawab Tulisan Sa'dun Masyhur Tentang Jokowi-Ma'ruf Amin

19 Agustus 2018   13:54 Diperbarui: 19 Agustus 2018   14:17 1450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://jabar.tribunnews.com

Menjawab tulisan Mochammad Sa'dun Masyhur di media sosial yang sempat viral.

Setidaknya ada 8 alasan, mengapa Jokowi akan kalah menang dalam pertarungan Pilpres 2019.

1. Penetapan ketua MUI Ma'ruf Amin sebagai Calon Wakil Presiden merupakan bentuk politik identitas.

Jawab: Politik identitas awalnya dibawa oleh pihak Prabowo dkk sejak zaman 2014 hingga saat ini, bukan hanya soal fitnah keji kepada Jokowi ketika blio naik haji hingga puncaknya adalah memaksa Ahok untuk turun, bahkan di bui. Hal yang sangat mahal karena saat itu Jakarta sedang gencar membangun. Langkah Jokowi adalah tak-tis, Jokowi bukanlah sosok anti-islam yg selama ini dituduhkan, dan kapasitas Ma'ruf yang pernah memimpin lembaga besar. Nasionalis-Religius adalah jawaban dari tuduhan selama ini. Tulisan Sa'dun di nomor 1 ini adalah bentuk memutar-balik fakta.

2. Sebagai kyai sepuh, keberadaan KH Ma'ruf Amin sesungguhnya hanya sebagai simbul.

Jawab: Saya tidak tulis lagi kalimat Sa'dun yg menghina KH Ma'ruf Amin sebagai "pot bunga penghias beranda istana"..eh ketulis ya, maaf. Saya khawatir genk NU akan menggeruduk rumah Sa'dun. Tapi yang pasti Sa'dun telah bersu'udzon tingkat tinggi. KH Ma'ruf Amin adalah tokoh yang sarat pengalaman, dan tentu di hormati oleh berbagai pihak. Jokowi ingin mengajak semua sendi untuk sama-sama bergerak, baik ekonomi, bisnis, agama, moral dan politik itu sendiri. Lengkap.

3. Munculnya Ma'ruf Amin sebagai wapres juga hanya dianggap sebagai cara untuk memuluskan Puan sebagai Wapres.

Jawab: Ini analisa konyol tingkat tinggi. Darimana analisa ini bisa hadir?? Apakah Sa'dun telah mendahuli Tuhan dengan kalimat sirat yg bernada "umur KH Ma'ruf Amin gak panjang lagi"? lalu apa kapasitas Puan yg bisa tiba-tiba naik jadi Wapres?? Kenapa bukan Sri Mulyani atau Luhut sekalian?

4. Selama ini pasangan Jokowi-JK, dianggap sangat minim prestasi. Terlebih Jokowi masih menanggung janji-janji yang selama ini sama sekali tidak terbukti.

Jawab: Ini konyol, pekerjaan Jokowi yang seabrek sedang berjalan mungkin selalu tidak ada apa-apanya di mata oposisi, saya saja capek klo mau tulis apa yg sedang Pemerintah ini kerjakan. Jangankan Jokowi dengan blok Rokan dan Papua, kaum anti-Soekarno pun selalu tutup mata bahwa Soekarno adalah bapak bangsa, lebih suka menampilkan Soekarno adalah pro-komunis.

5. Pasangan Jokowi -Ma'ruf Amin, bertolak belakang dengan tantangan perubahan global yang sangat berat. Semestinya pasangan Capres/Cawapres 2019, memunculkan figur dengan kemampuan teknis dan manajerial, yang dapat diterima kalangan profesional.

Jawab: Ini konyol lagi, jika Jokowi menggandeng Sri Mulyani misal, jangankan soal ekonomi, soal Sri Mulyani tidak berjilbab pun akan menjadi masalah buat mereka. He he he. Pointnya, Jokowi saat ini punya menteri-menteri di bidang teknis ekonomi yang sangat matang. Belum pernah seorang Sri Mulyani, Jonan atau Archandra sekalipun di bully di rapat DPR. Menteri adalah Koentji.

6. Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin sangat jauh dari diharapan generasi melenial

Jawab: Kaum milenial suka sosok Jokowi, instastory Jokowi selama ini selalu mencatak viewers yang sangat menggiurkan untuk di monetisasi Instagram ataupun Facebook. Apalagi baru tadi malam Jokowi kembali menjadi trending karena menjadi bintang di acara Pembukaan Asian Games 2018 di Stadion GBK Jakarta yang sangat-sangat megah itu. Belum lagi seloroh anak-anaknya yang selow dan jauh dari kesan politik. Jokowi is Viral!

7. Komposisi Jokowi-Ma'ruf Amin juga tidak menunjukan keseimbangan kekuatan politik jawa-luar jawa. Sentimen kedaerahan ini diyakini masih tebal bagi masyarakat kita.

Jawab: Jokowi selama ini SUDAH membuktikan, bahwa komposisi kekuatan politik bukan soal dari Jawa dan luar Jawa, yang penting adalah kemana arah pembangunannya. Bahwa pembangunan Jawa bukanlah point utama. Pembangunan era Jokowi adalah lintas pulau, lintas negeri, dari Sabang ke Merauke, dari Rote ke Miangas.

8. Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin juga bukan representasi kekuatan partai politik, secara kelembagaan. Dikhawatirkan partai-partai pendukung, seperti biasanya setelah penetapan calon, hanya menjadi pasukan sorak, tidak akan bekerja secara optimal.

Jawab: Sa'dun lupa bahwa penetapan Capres dan Cawapres melalui tanda tangan sembilan partai koalisi. Jokowi dan KH Ma'ruf Amin dari dua partai/lembaga yg berbeda. Kesepakatanlah yang hadir, bukan yang lain. Justru kubu sebelah-lah yang bukan representasi dari kekuatan partai politik secara koalisi. Dan pencalonan dari satu partai akan menimbulkan potensi timbulnya Tiran / Penguasa Tunggal, seorang pscycho jabatan yg tak pernah lelah untuk coba berkuasa, dimana sama sekali tidak mewakili aspek demokrasi yang sedang dirintis susah payah ini.

Dan perlu ditambahkan, saat ini semua pihak sudah melihat, mana pihak yang selalu mencla-mencle. Selalu memainkan isu-isu murahan menjelang Pilpres dan Pilkada. Ketika Jokowi menggandeng Ulama yang pada 212 lalu mereka bela pun diputar balik ini itu.

Memainkan isu ekonomi tanpa data, yang jika di debatpun tidak nampak satu solusi pun dari mereka. Bahkan mulai ngawur dengan mengajak debat bahasa Inggris. Andaikan Jokowi bukan menggandeng Ma'ruf Amin misal, pasti ngajaknya adu mengaji. Jadi bagaimana kalo tandingnya nyanyi Metallica saja?

Atau joget Via Vallen mungkin? #aku #tim #vianisti

Bahkan Jokowi di haruskan klarifikasi jika beliau memakai stuntman ketika naik Moge di Pembukaan Asian Games 2018 semalem..

Ya Allah Gusti, ada paramex? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun