Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menjawab Tulisan Sa'dun Masyhur Tentang Jokowi-Ma'ruf Amin

19 Agustus 2018   13:54 Diperbarui: 19 Agustus 2018   14:17 1450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://jabar.tribunnews.com

Jawab: Ini konyol lagi, jika Jokowi menggandeng Sri Mulyani misal, jangankan soal ekonomi, soal Sri Mulyani tidak berjilbab pun akan menjadi masalah buat mereka. He he he. Pointnya, Jokowi saat ini punya menteri-menteri di bidang teknis ekonomi yang sangat matang. Belum pernah seorang Sri Mulyani, Jonan atau Archandra sekalipun di bully di rapat DPR. Menteri adalah Koentji.

6. Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin sangat jauh dari diharapan generasi melenial

Jawab: Kaum milenial suka sosok Jokowi, instastory Jokowi selama ini selalu mencatak viewers yang sangat menggiurkan untuk di monetisasi Instagram ataupun Facebook. Apalagi baru tadi malam Jokowi kembali menjadi trending karena menjadi bintang di acara Pembukaan Asian Games 2018 di Stadion GBK Jakarta yang sangat-sangat megah itu. Belum lagi seloroh anak-anaknya yang selow dan jauh dari kesan politik. Jokowi is Viral!

7. Komposisi Jokowi-Ma'ruf Amin juga tidak menunjukan keseimbangan kekuatan politik jawa-luar jawa. Sentimen kedaerahan ini diyakini masih tebal bagi masyarakat kita.

Jawab: Jokowi selama ini SUDAH membuktikan, bahwa komposisi kekuatan politik bukan soal dari Jawa dan luar Jawa, yang penting adalah kemana arah pembangunannya. Bahwa pembangunan Jawa bukanlah point utama. Pembangunan era Jokowi adalah lintas pulau, lintas negeri, dari Sabang ke Merauke, dari Rote ke Miangas.

8. Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin juga bukan representasi kekuatan partai politik, secara kelembagaan. Dikhawatirkan partai-partai pendukung, seperti biasanya setelah penetapan calon, hanya menjadi pasukan sorak, tidak akan bekerja secara optimal.

Jawab: Sa'dun lupa bahwa penetapan Capres dan Cawapres melalui tanda tangan sembilan partai koalisi. Jokowi dan KH Ma'ruf Amin dari dua partai/lembaga yg berbeda. Kesepakatanlah yang hadir, bukan yang lain. Justru kubu sebelah-lah yang bukan representasi dari kekuatan partai politik secara koalisi. Dan pencalonan dari satu partai akan menimbulkan potensi timbulnya Tiran / Penguasa Tunggal, seorang pscycho jabatan yg tak pernah lelah untuk coba berkuasa, dimana sama sekali tidak mewakili aspek demokrasi yang sedang dirintis susah payah ini.

Dan perlu ditambahkan, saat ini semua pihak sudah melihat, mana pihak yang selalu mencla-mencle. Selalu memainkan isu-isu murahan menjelang Pilpres dan Pilkada. Ketika Jokowi menggandeng Ulama yang pada 212 lalu mereka bela pun diputar balik ini itu.

Memainkan isu ekonomi tanpa data, yang jika di debatpun tidak nampak satu solusi pun dari mereka. Bahkan mulai ngawur dengan mengajak debat bahasa Inggris. Andaikan Jokowi bukan menggandeng Ma'ruf Amin misal, pasti ngajaknya adu mengaji. Jadi bagaimana kalo tandingnya nyanyi Metallica saja?

Atau joget Via Vallen mungkin? #aku #tim #vianisti

Bahkan Jokowi di haruskan klarifikasi jika beliau memakai stuntman ketika naik Moge di Pembukaan Asian Games 2018 semalem..

Ya Allah Gusti, ada paramex? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun