Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kembalinya Arcandra dan Integritas Energi

9 September 2016   09:51 Diperbarui: 10 September 2016   00:21 2979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.sindosatu.com

Ingatkan bahwa ketika itu Presiden meminta agar Blok Masela dihitung ulang? Nah, sebagai konsultan menghitung ulang inilah tempat dimana Arcandra mulai masuk ke ring 1 istana.  Arcandra bekerja, yang ternyata dimenangkan oleh tim onshore. Banyak rumor bahwa yang membawa Arcandra adalah Darmawan Prasodjo, sesama kawan di Texas A&M University, tapi tidak  ada yang bisa memastikan.

Keputusan onshore jelas mengagetkan Shell dan Inpex, yang satu operator offshore Blok masela dan yang satu lagi adalah broker. Shell dan Inpex yang sedari awal sudah percaya diri dengan skema offshore harus menghitung ulang dari awal.

Resikonya bagi mereka banyak, biaya development yang mengembang, waktu yang molor dan resiko perhitungan yang bisa saja meleset. Satu lagi yang utama: kepentingan, baik politik ataupun finansial.

Jadi yang kedua, bisa ditarik benang merah; blow up berita Arcandra dihembusan oleh pihak yang berlawanan dengan skema onshore. Caranya? Ada adagium lama yang berkata perbesar api dan buatlah angin, maka asap akan semakin membumbung.

Yup, dengan memanfaatkan para haters Presiden Jokowi yang masih belum move on juga, hal ini menjadi sangat mudah. Tidak tanggung-tanggung, Presiden dianggap melanggar undang-undang, dan buntutnya adalah tuntutan pemakzulan/impeachement. Jika melihat alurnya, ini sebenarnya sudah basi, cara lama.      

Ketiga, soal keputusan cepat Presiden. Disini terlihat Presiden merasa galau. Di satu sisi, seperti point pertama, bahwa sangat mungkin BIN yang membisikkan data Arcandra meminta Presiden tidak perlu khawatir, karena ini bisa mereka selesaikan. Dari sini, Presiden Jokowi yang memang sudah ngebet untuk segera reshuffle tidak ambil pusing lagi, Arcandra pun di lantik.

Tetapi langkah cepat di ambil Presiden setelah bocornya informasi level intelijen, Arcandra lantas di berhentikan. Jika di permainan catur, lebih baik mengorbankan satu benteng daripada perdana menteri atau raja yang akan mati.

Arcandra memang benteng, benteng penjaga skema onshore agar tetap berjalan dengan tujuan memenuhi kebutuhan gas kita yang semakin hari semakin defisit dan tidak di ganggu oleh tikus –tikus bangsa ini, termasuk asing. Disamping menghidupkan multiplier effect bagi Maluku.

Para haters masih berteriak, katanya diberhentikan Arcandra hanya semakin menyempurnakan kesalahan administrasi Presiden. Toh, apapun yang dilakukan Presiden, haters tetap pada cita-citanya. Jika Arcandra tidak diberhentikan, mereka pun toh tetap menyudutkan bahwa Presiden melanggar UU.

Mereka tidak bisa berpikir bahwa pemakzulan bukanlah seperti mencopot pak RT lalu ganti baru. Anda harus menghadapi konstitusi dan juga rakyat yang mendukung pemerintahan, dan ini banyak! Karena pemakzulan terjadi dengan latar belakang kesalahan maha berat: Penghianatan Negara, pembunuhan rakyat (genosida), kediktatoran atau korupsi berat seperti pada 1998.

Nah di point 4, adalah Arcandra kembali menjadi Menteri. Apakah peluang ini terbuka? Ya, tentu saja. Ini sangat terbuka karena sejatinya menyelesaikan masalah administrasi kewarganegaraan bukan hal yang sulit, apalagi ada rekomendasi Negara, sekali lagi, rekomendasi Negara! Toh Arcandra lahir dari rahim orang Indonesia, beristri orang Indonesia dan besar pula di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun