Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Surat Terbuka untuk Para Pengusaha dan Supir Taksi

23 Maret 2016   03:05 Diperbarui: 23 Maret 2016   09:42 2145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemuakkan kami,  Bapak-Ibu, ternyata tidak anda manfaatkan untuk memperbaiki diri. Anda terlena dengan hysteria initial public offering (IPO) dengan status Tbk yang mungkin membuat anda berpikir – I am the untouchable- Akulah Sang Tak Tersentuh.

Anda seperti nenek tua kaya yang dikipasi, serasa sejuk tapi lemah tak berdaya, ketika kipas tersebut diambil, Anda keblingsatan kepanasan. Segala cara dilakukan untuk mengambil kipas itu dan Anda baru sadar: oh ternyata kipas itu sudah berubah menjadi AC.

Demonstrasi hari ini sudah membuka mata kami, konsumen. Pihak yang menjadi pilar utama berlangsungnya usaha Anda. Tindakan vandalisme  yang sudah dilakukan seakan menjadi puncak kemuakkan kami. Baru kali ini di sosial media saya hampir tidak melihat ada postingan yang pro dengan taksi konvensional. Padahal sosial media adalah medan tempur bagi para pro dan kontra, apapun itu.

[caption caption="Image courtesy: www.caradvice.com.au"]

[/caption]

Anda para pengelola dan supir taksi konvensional, vandalisme ternyata ditujukan bukan hanya kepada rival anda, tapi juga kawan Anda sendiri. Masih sangat segar di smartphone kami semua, video mobil taksi yang menolak diberhentikan karena tidak mau ikut demo, mobil taksi sampai bergerak liar menabrak apapun yang ada di depannya, demi apa? Demi menolak demo dan mengedepankan penumpang! Dan itu kawan anda sendiri!

Anda, para pengelola taksi yang terhormat, dengan angkuhnya anda membuat statement blunder bahwa itu bukan tanggung jawab pihak perusahaan taksi Anda, dan melempar hanya kepada organisasi paguyuban angkutan. Come ooon..come oonnn..anda masih mengira kita tidur?

Memang di sisi lain pun tidak memungkiri bahwa regulasi dari pemerintah perlu dibentuk ulang, diperjelas dan dipertegas untuk kebaikan semua pihak. Tapi yang nyata dilihat secara lahiriah oleh masyarakat adalah tindakan taksi konvensional yang takut kehilangan pasar, kehilangan pasar tentunya kehilangan pemasukan, dan seperti si nyonya tua kaya yang kehilangan kipas tadi, Anda blingsatan.

Pertanyaannya, pemasukan siapa yang berkurang? Supir? Atukah pengelola? Sudahkah pengelola menyesuaikan setoran wajib dari supir di tengah cobaan ini? Tak perlu dijawab.

Ini yang nyata terlihat, pajak? Itu bisa dibicarakan semua pihak, kalau perlu transparan lakukan meeting terbuka dengan kementerian, agar publik bisa melihat berlangsungnya meeting tersebut. Terbuka, di akhir acara minta publik ikut berpartisipasi untuk memberi polling masukan.  

Pajak dan regulasi adalah alasan tambahan sebagai kedok alasan utamanya; Anda adalah nyonya tua kaya yang kehilangan kipas. Enggan bercermin, olahraga agar sehat, dan membuka wawasan untuk mengganti kipas butut dengan AC.

Membahas pajak dan regulasi adalah hal yang melelahkan bukan? Dan yang paling cepat mengubur pesaing adalah dengan “shot your enemy”. Demonstrasi, vandalisme, merusak, menunjukkan bahwa Anda masih yang terbesar, Anda bisa melumpuhkan Ibu Kota. Tapi sayang, justru armada Anda sendiri yang rusak. Menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun