Permasalahan yang dihadapi masih sama, soal Expansi VOC dan nama Loogya perang perebutan Mahkota. Kalau Sultan Agung dalam Pemerintahannya mempunyai Adipati-Adipati yang pandai dalam bidang militer dan diplomatik, maka untuk menempatkan sebagai Bupati Prangwadono di pesisir utara Susuhunan Pakubuwono I menunjuk seorang Kepercayaannya guna menegakkan kewibawaan Raja Jawa serta mengatasi bermacam-macam gangguan keamanan baik yang ditimbulkan karena nafsu perang terus-menerus maupun gangguan  keamanan dari Makhlus halus yang merajalela di sepanjang pantai utara. Adapun yang di angkat menjadi Bupati Prangwadono oleh Susuhunan Pakubuwono I Ialah R.Wuragil Putra Kyai Adipati Reksodjiwo Mataram yang disebut Kyai Djiwosuto. Nilai yang sangat diutamakan dalam struktur sosial di Zaman Mataram berupa kesetiaan Ayahnya kepada Sultan diwarisinya, Kebenaran dan keadilan yang memancar dalam jiwa Sabda Pandito Ratu dijunjung tinggi, aman dan tentram menurut kebebasan hati nurani menjadi kebijaksanaan sikap pemerintahannya serta Taqwa pada Tuhan Yang Maha Esa. dalam mengemban perintah Raja Jawa beliau dibantu saudaranya tua Kyai Sutodjiwo lazim disebut oleh penduduk Jepara "mbah Suto Bondo" tempat Muksa mbah suto yang letaknya di tepi pantai desa Bondo kecamatan Mlongo Kabupaten Jepara kinidi bangun gedung mungil untuk sesaji oleh Rakyat.
      Kedudukannya sebagai Bupati Prangwadono dengan gelar Kyai Pangeran Adipati Tjitrasoma Pertama tidak berubah sejak Tahun 1708 sampai 1742 sekalipun terjadi adanya pergolakan-pergolakan, Perang Perebutan Mahkota II, Gabungan Perang Jawa-Tionghwa  melawan Kartosuro dan Belanda, serta Proloognya perjanjian Kartosuro dengan VOC tahun 1744. Ayahandanya, Kyai Adipati Reksodjiwo yang berusia panjang sampai pada pemerintahan Amangkurat I wafat di makam di Pajimatan Imogiri Jogya, letaknya dimuka sebelah kiri menjulang tinggi  -/+ 3M.dalam bentuk limasan termasuk deretan Kasultan Jogya.Kyai Adipati mendapat Restu Raja-raja Jawa, semua Putra wayahnya dapat mempertahankan gelar Kyai Tjitasoma  hingga Tujuh Turunan menurut urutan susur galur lelaki dengan pangkat Bupati-bupati Jepara dan Tuban dari Tahun 1708 sampai dengan 1892, serta dianggap sesepuh para Bupati Pesisir Utara di kala itu.
 sumber;
*Arsip keluarga Tondokusuman-Blora. Th. 1939
* Dikutip R.yongky Hendrawan ( Trah Tjitrasoma IX Bup.Tuban  )08 April Tahun 2021