Mohon tunggu...
Ryeska Fajar
Ryeska Fajar Mohon Tunggu... karyawan swasta -

~

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menuju Dataran Tertinggi Pulau Jawa, Dieng

14 Agustus 2014   07:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:36 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa hari setelah lebaran aku melarikan diri ke dataran tertinggi Pulau Jawa dengan modal nekat dan tekad. Backpackeran naik motor dengan jalur taklazim, ke Yogyakarta dulu baru motoran ke Dieng. Maklum yang mau nemenin posisinya lagi di Yogya dan untuk ke sana sendiri, katakan saja, aku masih terlalu cemen. Perjalanan memakan waktu kurang lebih empat jam, itu juga karena sering istirahat dan sering terjebak titik macet, namanya juga masih suasana lebaran. Kami berangkat dari Yogya lewat kaliurang, terus ke Klaten, dan seterusnya, tiba-tiba udah nyampe aja di Wonosobo jam 10-an malam. Sebenarnya gak tiba-tiba juga sih, aku cuma lupa aja nama daerah yang kami lewati apa aja hahahaha

Dasar kurang informasi, sampai di Wonosobo kami nekad naik ke Dieng untuk cari penginapan, sampai gardu ticketing kami tidak dapat penginapan juga, yah akhirnya balik lagi ke kotanya untuk cari penginapan karena kata mas-mas yang nongkrong di gardu itu ke atas masih jauh dan dingin pula, terus belum tentu dapat penginapan karena lagi high season. Daripada kenapa-kenapa, kami ikutin aja saran mereka dan balik ke Wonosobo.

Untung kami masih kebagian satu kamar di Hotel....ah lupa namanya, rate-nya 120 ribu per malam tapi itu pun karena lebaran, mas resepsionisnya bilang kalau hari biasa cuma 60 ribu.

Besok paginya kami berangkat lagi ke atas. Udara dingin banget walaupun matahari sudah mulai tinggi. Pas sampai di gardu ticketing kami ditarik biaya 5 ribu untuk dua orang dan satu motor.

Di atas pemandangannya ciamik, walau agak ngeri karena sempat motor yang kami tunggangi tidak bisa naik gasnya. Mungkin karena bobot kedua pengendaranya luar biasa besar. Ya, aku akui bobotku naik 10 kilo dalam dua tahun terakhir, hehehe.

Daripada menyiksa si motor, aku putuskan aku naik bus aja dan temanku yang bawa motor itu, alhamdulillah kalau sendirian ditunggangi, motor itu kuat kok.

Sampai di atas, kami harus membayar tiket masuk Cikidang. Kalau gak salah 5000/orang deh, terus bayar parkir 2000. Di Cikidang kami cukup lama menikmati panoramanya, walaupun aroma belerang sangat menyengat dan bikin harus pakai masker. Kalau  lupa bawa masker, banyak kok yang jualan masker di sana.

Aku merasa sedikit aneh cuacanya, panas tapi dingin, tapi enak, hehehe

Yang aku perhatikan di sepanjang jalur jalan kaki menuju kawah, banyak pedagang kentang mentah dan kentang goreng. Kalau di jakarta kentang tuh kesannya mahal banget, tapi di sini ada di mana-mana! Jadi pas buat para pecinta kentang sambil menikmati pemandangan putihnya bebatuan daerah Cikidang sambil makan kentang goreng sama teh yang harusnya sih panas, tapi cepet banget dinginnya.

Puas di Cikidang, rencananya kami mau ke Telaga Warna tapi ngeliat dari bukit yang jalur ke sananya via Theatre Dieng, tapi sayang mas tukang parkirannya galak jadi males nerusin, lagi pula mood teman perjalananku udah gak bagus sejak sempat motor gak kuat naik tanjakan tadi. Jadi kami sempatkan mampir sebentar ke Candi Arjuna, soalnya tiket masuk Cikidang tadi juga udah plus masuk Candi Arjuna. Di Candi ketemu sama teman-teman BPI yang lagi liburan juga. Di sana kami sempat makan bakso yang harganya bikin mood temenku makin jelek lagi, mahal soalnya.

Sebenarnya tiap masuk area wisata yang beda, pengunjung ditarik biaya, kalau mau masuk telaga warna nanti ada juga tiketnya, walaupun ada juga sih tiket terusannya. Tiket parkiran tidak terusan. Bayar terus 2000/lokasi wisata yang beda. Ke toilet juga bayar seribu, walaupun sayang banget toiletnya tidak terlalu diurus sepertinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun