Mohon tunggu...
Mohammad Zasriansyah
Mohammad Zasriansyah Mohon Tunggu... Guru - Tulislah Sejarah itu dengan Benar dan Jangan Mengada-ada apalagi dengan Tafsiran yg tidak dapat dipertangungjawabkan. Sejarah suatu negeri carilah dimana sejarah itu lahir dan bukan diluar daerah yg mana belum tentu kebenarannya.. Ryan Zasriansyah

Guru Sekolah Menengah Pertama dan Penggiat Sejarah serta Budaya. Pendiri dan Pengurus Komunitas Historia Tolitoli Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Olahraga Tradisional, Simbol Identitas Lokal Bangsa Indonesia

9 September 2019   04:12 Diperbarui: 9 September 2019   04:35 3064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : clipart.com

Undang-undang No. 5  Tentang Pemajuan Kebudayaan tahun 2017 merupakan tolak ukur Maju dan Berkembangnya Kebudayaan di tanah air. Objek-objek pemajuan kebudayaan yang termaktub dalam undang-undang tersebut salah satunya adalah Olahraga Tradisional. Dalam undang-undang ini dijelaskan bahwa olahraga tradisional memiliki pengertian yaitu, berbagai aktivitas fisik dan/ atau mental bertujuan untuk menyehatkan diri, peningkatan daya tahan tubuh, di dasarkan pada nilai-nilai tertentu, dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus-menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya, antara lain beladiri, Pasola, lompat batu dan debus.

Menurut Santoso Giriwijoyo dan Jafar Sidik (2013:233) berpendapat bahwa "olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara hidup, meningkatkan kualitas hidup, dan mencapai tingkat kemampuan jasmani yang sesuai dengan tujuan". Jika dilihat banyak sekali manfaat yang didapatkan tanpa kita sadari dari beberapa macam keterangan yang diberikan. Manfaat lainnya adalah kepuasan diri, berkepribadian, menciptakan sosialisasi dan pembentukan karakter. Pada hakikatnya olahraga mempunyai aspek kerjasama, kominikatif, perjuangan, mental, jasmani dan lain sebagainya.

Olahraga Juga diatur dalam Peraturan Perundang-undangan dengan berdasar pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional yang menyebutkan "Keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan menbina persatuan dan kesatuan bangsa, memperlakukan ketahanan nasional serta mengangkat harkat, martabak, dan kehormatan bangsa". Dalam olahraga terkandung nilai-nilai yang positif dalam pembentukan karakter bangsa melalui gambaran olahraga bukan hanya kompetisi saja melainkan bersifat rekreasi seperti halnya parawisata tentunya dengan potensi yang dimiliki.

Selain Keolahragaan nasional dalam undang-undang tersebut juga mengatur tentang Olahraga rekreasi pada Pasal 1 ayat12 menyatakan bahwa "Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan kegembiraan". Sebuah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani dilakukan secara umum untuk dalam hal rekreasi merupakan bagian dari parawisata, olahraga, permainan dan hobi. Kegiatan ini umumnya dilakukan untuk menghabiskan waktu di akhir pecan dengan berkumpul bersama keluarga maupun orang lain demi menyalurkan sebuah hobi atau mengembangkan olahraga yang bersifat tradisional. Umumnya permainan olahraga tradisional ini dilakukan oleh masyarakat pedesaan jika terdapat waktu yang luang.

Dalam hubungan Olahraga, masyarakat beserta kebudayaan dilihat dari pergerakan lingkungan hidup dengan masyarakat dengan berbagai kelompok yang beragam. Senada yang diutarakan oleh Prabang Setyono (2015:10) mengemukakan bahwa "Kehidupan sebetulnya adalah proses pertukaran energi antara organisme dan lingkungan". Boleh dikata manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dalam rangka mencapai tujuan masing-masing. Memanfaatkan alam dan gejalanya untuk saling membantu. Namun perbedaan tidak dapat dielakkan sebab perbedaan itu bersumber dari nilai maupun norma masing-masing individu. Keberagaman budaya itu merupakan tantangan, karena apabila tidak dikelola dan ditangani dengan baik maka keberagaman budaya akan dapat mendorong timbulnya persaingan dan pertentangan sosial. Serta merupakan sebagai peluang, karena keragaman budaya itu bila dibina dan diarahkan secara tepat, maka akan menjadi suatu kekuatan atau potensi dalam melaksanakan pembangunan.

Olahraga tradisional sering dikaitkan sebagai Olahraga rekreasi dikarenakan dalam permainan olahraganya mengandung beberapa aspek dan unsur olahraga rekreasi seperti hiburan, kesenangan, dan kebutuhan interaksi sosial. Selain meningkatkan potensi jasmani juga rohani sehingga permainan olahraga tradisional dapat menarik perhatian dan memiliki nilai budaya sebagai asset parawisata tak terhingga. Olahraga ini memiliki keunikan tersendiri serta sebuah nilai budaya bagi yang menyaksikannya. Rekreasi merupakan kegiatan atau pengalaman sukarela yang dilakukan oleh seseorang di waktu luang yang memberikan kepuasan dan kenikmatan pribadi.

Menurut Hariyono (1988:10) "Olahraga rekreasi adalah kegiatan fisik yang dilakukan pada waktu senggang berdasarkan keinginan atau kehendak yang timbul karena memberi kepuasan dan kesenangan". Permainan atau games mampu memberikan sebuah kepuasan maupun kesenangan kepada pelaku yang memainkan sebuah permainan untuk mencari kebahagiaan dan menyehatkan badan baik itu secara jasmani maupun rohani. Permainan yakni, serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan sebagai sarana hiburan yang diminati dan dimainkan olehbanyak orang tanpa mengenal usia. Permainan itu terdiri dari permainan tradisional maupun modern dimana memfokuskan pada permainan tradisional yang merupakan permainan zaman dahulu yang diwariskan secara turun temurun. Dari generasi ke generasi.

Olahraga tradisional adalah bagian dari permainan tradisional asli rakyat yang harus dijaga sebagai aset budaya bangsa yng memiliki unsur olah fisik tradisional. Permainan rakyat yang berkembang perlu dilesatarikan karena selain hiburan maupun kesenangan olahraga ini juga mempunyai potensi untuk meningkatkan kualitas jasmani dan rohani bagi si pelakunya. Permainan tradisional ini berhubungan dengan hasil penggalian dari budaya sendiri yang di dalamnya banyak mengandung nilai-nilai pendidikan karena permainan ini memberikan rasa senang, gembira dan ceria pada anak. Permainan tradisional akan mengembangkan potensi anak yang ditunjukkan dengan perilaku penyesuaian sosial dengan tetap melestarikan dan mencintai budaya bangsa. Atmadibrata mengemukakan permainan tradisional Jawa barat disinyalir memiliki ketrampilan prestatif yang bersifat entertainment yang dapat dijumpai dimana-mana.  

Olahraga asli berdasarkan dari identitas lokal bangsa daerah yang berbeda-beda namun memiliki kesamaan dari segi olahraga tradisional yang disebabkan oleh adanya saling mempengaruhi antara budaya yang satui dengan yang lain bahakan ada yang berasimilasi atau berakulturasi. Olahraga Tradisional memang kurang dikenal bahkan tidak memiliki penggemar di kalangan generasi milenial zaman ini. Namun meski begitu budaya peninggalan para leluhur harus dilestarikan dan dikembangkan. Berikut ini merupakan Contoh kecil dari penjelasan singkat Olahraga tradisional yang ada di Kabupaten Tolitoli maupun Indonesia pada umumnya.

Lompat Batu (Nias)


Permainan olahraga ini hanya terdapat di Sumatera Utara dengan sebuah kisah pada masa lampau orang-orang Nias sangat hobi dan gemar berperang maka mereka membangun benteng setinggi 2 meter untuk membentengi diri. Maka tradisi melompat batu pun terlahir. Tradisi ini dilakukan sebelum berperang di iringi dengan tarian-tarian perang. Namun pada zaman sekarang tradisi ini berkembang menjadi sebuah permainan tradisional yang sebelumnya sebagai bentuk tradisi ketika akan meranjak dewasa untuk segera dinikahkan bagi yang bisa melompat di batu tersebut.

Pencak Silat.

 

Pada masyarakat etnis Dondo di Kabuapaten Tolitoli Ilmu beladiri sudah ada pada masa lampau digunakan untuk melindungi diri dari kejahatan maupun bekal berperang. Pada etnis lain pun tidak jauh berbeda dari etnis dondo itu sendiri. Ilmu beladiri ini popular di masa kerajaan-kerajaan di nusantara hingga sekarang bahkan Pencak silat masuk dalam nomor cabang yang diperlombakan di tingkat Daerah, nasional maupun internasional.

Egrang

 

Enggrang merupakan permainan olahraga tradisional yang berasal dari daerah jawa, enggrang Jajangkungan (Bahasa Sunda) sering dimainkan oleh anak-anak karena untuk melakukan permainan Enggrang ini hanya dibutuhkan sebatang bambu yang berukuran kecil dan pembuatan nya pun relatif mudah cukup dengan menempelkan kayu pada sebatang bambu dengan ketinggian 0,5 m dari tanah. Penempelan kayu tersebut berguna sebagai pijakan kaki.

Gobak Sodor


Gobak sodor merupakan olahraga tradisional yang mulai menghilang ditelan zaman, permainan ini dilakukan oleh 5-7 orang peserta dan membutuhkan lapangan yang luas dengan ukuran lapangan dapat disesuaikan dengan karakteristik seseorang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik yang sudah ditentukan, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan tersebut.


Dalam bahasa Tolitoli permainan olahraga ini disebut Kalaar yang di mainkan oleh 5-7 orang peserta dengan membutuhkan lapangan yang luas. Biasanya arena yang digunakan yaitu lapangan segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur sebagai tempat jaga. Permainan ini sangat menyenangkan, selain itu juga melatih ketangkasan, strategi, kecepatan, kecerdikan dan kekompakan.

Memanah

 

Memanah adalah salah satu olahraga tradisional yang telah ada sejak Indonesia masih berbentuk kerajaan-kerajaan. Kegunaannya pada saat itu adalah untuk berburu binatang dan berperang. Seperti kita ketahui Tolitoli merupakan salah satu daerah yang pada masa lampau berbentuk kerajaan dan sejak Islam serta Pengaruh Ternate yang dibawa oleh para mubaligh maka sistem kerajaan berganti menjadi kesultanan Tolitoli dengan Sultan Pertama adalah Djamalul Alam.


Masih banyak lagi permainan olahraga tradisional di Indonesia yang tidak dapat saya jelaskan satu persatu seperti, Tarik Tambang, Bakiak, Karapan sapi, Pantol, Pangkilan Dondo. Paraga, Sepakraga Dondo. Kemungkinan masih banyak lagi Olahraga tradisional yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara.  

Olahraga tradisional. Sejauh ini hanya di Indonesia yang mengenalkan jenis olahraga tradisional kepada publik dalam negeri. Yang dimaksud tradisional adalah jenis olahraga yang timbul berdasar permainan dari masing-masing suku dan etnis yang ada di Indonesia. Dan cabang ini tidak semuanya dilombakan baik secara nasional maupun internasional. Adapun cabang-cabang di dalamnya adalah: sepak raga, pencak silat, karapan sapi, engrang, dan lain-lain.

Olahraga tradisional disebut juga sebagai budaya, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha melaksanakan kegiatan olahraga baik secara perorangan maupun kelompok dengan orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Dengan demikian budaya dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal dan cara hidup yang selalu berubah dan berkembang dari waktu ke waktu. Sehingga kesimpulannya adalah Olahraga tradisional salah satu simbol Identitas Bangsa.

Momentum Hari Olahraga Nasional Tahun 2019.




Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun