Mohon tunggu...
Ryan Perdana
Ryan Perdana Mohon Tunggu... Administrasi - Pembaca dan Penulis

Kunjungi saya di www.ryanperdana.com dan twitter @ruaien

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sepeda-sepedaku dan Cerita yang Mengitarinya

10 Juli 2020   13:04 Diperbarui: 10 Juli 2020   13:05 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saat dinaiki, pasti membuat bocah-bocah lain menoleh. Saya jadi merasa piye begitu. Tapi, sepeda itu tak lama saya miliki.

Entah karena saya merengek, atau Bapak berkomitmen menjaga kekerenan anaknya, saya lupa. Setelah setahun, ia dilego dan ditukar dengan sepeda nge-hits berikutnya.

Generasi 90-an selain mengenal Wim Cycle seri ungu, pasti akan mengingat sepeda Tiger. Itulah sepeda saya selanjutnya. Bergenre BMX (Bicycle Motor Cross), bercat hijau berpadu ungu terang. Sangat eye-catching.

Tapi, daya tarik Tiger bukanlah warna. Selling-point-nya berada di peredam kejut (shock-breaker) yang dipasang mendatar, persis di bawah rangka utama. Setahu saya, saat itu, Tiger sepeda pertama yang memiliki ide untuk mengawinkan model BMX dengan shock-breaker.

Dengan Tiger, kekerenan berhasil dipertahankan, bahkan naik setingkat di atas Wim Cycle. Tapi, masa bulan madu bersama Tiger hanya sekejap.

Rupanya, ia miliki kelemahan di bagian pengelasan. Sambungan antara rangka belakang dan rangka yang menopang sadel retak. Terpampang nyata dan meresahkan. Membuat galau bukan kepalang.

Sepeda, bagi bocah laki-laki, merupakan benda kesayangan. Pikiran belum terpecah dalam bermacam kebutuhan dan keinginan. Walhasil, sepeda mendapat porsi perhatian teratas. Saya langsung over-thinking.

Bayangkan, sepeda terkeren di jamannya, yang punya pun hanya dua anak sesekolahan. Tiba-tiba, dipaksa keadaan harus rusak. Kecewa tiada tara.

Karena rumah terletak tak jauh dari Pak Wawan, maestro las karbit, tak ambil tempo panjang, Tiger yang retak tulang dibedah. Tak sampai hitungan hari, sepeda berhasil kembali ke pelukan.

Sebagaimana layaknya luka, pasti timbulkan bekas. Demikian juga bagi Tiger, bekas las merenggut ketampanannya. Tiger yang mempesona dengan warna cemerlangnya, harus tampil muram dan beraura kelam.

Karena pernah retak, rasa mengendarainya tak lagi sama. Kecemasan selalu menyertai. Tiap usai menaikinya, mata langsung terarah ke bekas pengelasan. Saya ngeri tiba-tiba patah, pun khawatir retakan muncul lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun