Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sensasi Internet Ngebut Bersama Bolt

21 Maret 2015   01:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:20 2321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_356588" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi internet (sumber gambar : infokomputer.com)"][/caption] Sebelum ini saya menggunakan layanan internet Max-D keluaran Bakrie Telecom, dan bisa dibilang puas dengan kestabilan dan kecepatan koneksi Max-D yang berada di kisaran 300 Kbps sampai 2 Mbps (untuk download).  Seperti yang pernah saya ceritakan, prestasi terbesar saya bersama Max-D adalah mengunggah berkas video sebesar total 432 MB selama sekitar 5 jam tanpa mengalami putus koneksi selain pernah pula mengunduh driver printer sebesar 200-an MB - juga tanpa terputus. Sayangnya, keluarnya Peraturan Menkominfo tentang Penataan Pita Frekuensi Radio 800 MHz menyebabkan terusirnya penyelenggara jasa komunikasi dari kanal yang mereka tempati, dan sepanjang yang saya tahu, kanal 800 MHz adalah tempatnya operator CDMA sehingga praktis hampir seluruh operator CDMA menutup layanannya - termasuk Bakrie Telecom yang harus mengakhiri layanan data Max-D. Ketika saya tanya ke Call Center Esia, saya mendapat jawaban bahwa seluruh layanan data Bakrie Telecom (internet, Blackberry, dsb) akan dialihkan ke partner mereka yaitu Smartfren.  Ya, kabarnya Bakrie membeli saham Smartfren dan mereka melakukan semacam kerjasama operasi untuk melayani pelanggan data - sementara Bakrie Telecom sendiri hanya akan 'bermain' di Esia. Kebetulan saya punya modem Smartfren yang sudah dipensiunkan dan ketika mencoba (kembali) kualitas layanannya, saya hanya mengucap, "No" sambil mengelus dada (dada sendiri, tentunya). Karena itu mau tidak mau saya harus beralih ke layanan data berbasis GSM.  Namun mengingat pengalaman bertahun-tahun sebelum saya menemukan Max-D, jujur saya agak malas jika harus kembali ke pelukan mereka. Akhirnya saya putuskan untuk mencoba layanan penyedia internet yang pernah sangat gencar berpromosi tahun lalu - Bolt dari Internux.  Keyakinan saya berlipat ketika saya mendapati adanya Bolt Store di radius 2-5 km dari tempat tinggal saya.

"Nggak mungkin Bolt berani buka toko di wilayah yang belum tercover oleh jaringannya," batin saya.

Review Singkat

Di situs resminya terdapat informasi bahwa Bolt merilis beberapa jenis modem dengan rentang harga termurah adalah Rp 199.000 untuk USB modem tanpa fitur tambahan apapun, dan yang termahal adalah Rp 799.000 dengan kemampuan berbagi koneksi hingga 32 perangkat. Namun ketika saya ke gerai Bolt Kalibata, mereka mengatakan bahwa saat itu hanya menyediakan modem Bolt versi terbaru - yang belakangan saya tahu ternyata Versi Orion keluaran MoviMax dengan baterai berkapasitas 2.000 mAH yang diklaim bisa bertahan sekitar 5 jam nonstop dan bisa berfungsi sebagai mobile WiFi hingga 8 perangkat.  Modem Orion tersebut harus ditebus seperti rerata harga modem Bolt yang lain - sekitar Rp 399.000 yang saya bayar menggunakan Debit BCA. Uniknya, begitu melakukan pembelian, pihak Bolt langsung melakukan aktivasi layanan sekaligus membuat akun Bolt berdasar KTP dan alamat surel yang saya punya.  Dan sesuai promonya, selain mendapat kuota perdana 1GB, saya pun mendapat bonus kuota 7GB.  Hm... okelah, kebetulan kebutuhan internet saya memang ada di kisaran segitu, 7 GB ke atas.  Kalo 2 GB mah cuma cukup buat seminggu hehehe... [caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="kuota utama dan sisa bonus aktivasi (screenshot)"]

[/caption] Saya pun mendapat tutorial singkat dan jelas dari officer di sana bagaimana cara menggunakan modem Bolt Versi Orion ini, sesuatu yang sayangnya tidak saya simak dengan seksama karena di pikiran saya saat itu cuma ada satu pertanyaan :

Bagaimana kualitas sinyal Bolt di tempat saya?

Singkat kata, begitu sampai 'kantor' di daerah Kebon Baru Tebet, saya segera melakukan uji coba.  Di layarnya, tertera informasi kekuatan sinyal Bolt yang tertangkap adalah 2 bar - sama seperti di Kalibata - dan yang saya tunggu adalah munculnya simbol 4G yang menandakan wilayah saya ter-cover jaringan 4G Bolt.  Ketika simbol itu muncul, saya merasa agak lega. Dan berikut adalah hasil Speedtest untuk Bolt di tempat kerja saya : [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="hasil speedtest di daerah kebon baru, tebet (sumber : screenshot dari http://www.speedtest.net/my-result/4227885823)"]

[/caption] Sementara untuk di rumah, saya mendapati hasil bervariasi sekitar 7 Mbps.  Dengan kecepatan segitu, membuka halaman Internet Banking KlikBCA yang sudah ringan serasa seperti buka file di local computer saja, begitu klik langsung muncul halamannya - tanpa loading. Kebetulan beberapa hari kemudian saya 'diharuskan' mengunggah berkas video sebesar 120 MB ke YouTube untuk di-preview oleh klien saya di Bontang, Kalimantan.  Video diunggah di jam-jam sibuk sekitar jam 17.00. Hasilnya?  Video berhasil diunggah dalam waktu sekitar 20 menit, dan ketika ditonton di YouTube, proses buffering berjalan lebih cepat ketimbang berjalannya video (garis abu-abu yang berjalan lebih cepat ketimbang garis merah), padahal video tersebut berdurasi sekitar 42 menit! Ujian masih berlanjut, kali ini saya mencoba mengunduh driver VGA sebesar 288 MB di situs resmi AMD, dan inilah screenshot-nya : [caption id="" align="aligncenter" width="212" caption="lamanya proses downloading menggunakan Bolt (screenshot)"]
[/caption] Luar biasa!  Meski memang masih jauh dari kecepatan 4G sesungguhnya yang bisa mencapai 100 Mbps, setidaknya saya merasa puas dengan kecepatan yang ditawarkan saat ini.  Dengan speed segitu pula, saya yakin bahwa jika ada situs yang masih lola kala diakses, maka jelas kesalahan bukan pada koneksi saya (termasuk blog pribadi saya yang menurut info penyedia hosting sedang dilakukan migrasi server, entah sampai kapan).

Tertarik?

Sebelum memboyong salah satu modem Bolt sesuai kebutuhan, sebaiknya pastikan bahwa daerah Kompasianer sudah ter-cover jaringan Bolt, dan salah satu cara mudah biasanya dengan mengecek apakah ada Bolt Store di sekitar tempat kita. Perhatikan juga bahwa setidaknya untuk sementara ini kita akan sedikit repot dalam melakukan pembelian pulsa isi ulang Bolt karena bahkan di ATM BCA pun pulsa Bolt masih harus dibeli lewat menu Transaksi Lainnya, bukannya pembelian Voucher Isi Ulang. Dan terakhir, di paket pembeliannya saya mendapatkan modem Bolt Orion berwarna putih dengan lis orange berikut baterai, satu buah kartu perdana Bolt, kartu garansi, panduan penggunaan, dan kabel data Bolt yang sama seperti umumnya kabel data smartphone Android maupun BlackBerry. Sedikit catatan, karena saya kemarin tidak menyimak penjelasan dari officer Bolt, saya tidak tahu pasti apakah kabel data yang saya dapat memang tidak disertai kepala charger untuk dicolok di sumber listrik.  Ya, kabel data Bolt untuk modem versi Orion yang saya dapat tidak dilengkapi dengan kepala charger sehingga proses charging hanya dapat dilakukan dengan mencolokkan kabel data ke port USB via laptop ataupun komputer. Semoga tulisan saya bermanfaat.  Selamat berburu modem, selamat pagi, dan selamat berakhir pekan! Tautan Luar :

  1. Situs Resmi Bolt
  2. Cara Isi Ulang Bolt
  3. Peraturan Menkominfo tentang Penataan Pita Frekuensi Radio 800 MHz Untuk Keperluan Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler
  4. Review : Uji Kecepatan Bolt 4G LTE di Seantero Jakarta
  5. Berita : Kominfo Cabut Lisensi Flexi, Esia dkk
  6. Berita : Esia dkk Digusur Karena "Banci"

Tulisan ini masuk kategori “Serba-Serbi” dan dipublish pertamakali di blog.ryanmintaraga.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun