[caption caption="fly me to the moon"][/caption]
Informasi dari Pusat Misi memberitakan aktivitas badai matahari yang meningkat dan berpotensi menghambat keberhasilan misi. Kedua awak pesawat diminta menunggu informasi berikutnya, apakah misi akan diteruskan, ditunda, atau dibatalkan. Namun hal yang tak terduga terjadi, sistem pesawat mereka diretas! Mereka kehilangan kendali atas Pesawat Makara! Apa yang akan terjadi?
CHAPTER 3
”Pesawat ini dibajak, ada seseorang yang meretas masuk sistem kita,” Dirga menggelengkan kepalanya. Jemarinya sibuk mengetikkan baris demi baris perintah di layar monitor. “Hampir semua protokol diambil-alih, aku bahkan tak bisa menghubungi Pusat Misi. Kita benar-benar terputus dari Bumi.”
“Ada yang bisa kubantu?” setidaknya aku berharap dalam situasi seperti ini ada yang bisa kulakukan ketimbang berdiam diri melihat Dirga berupaya mengambil kembali kendali atas Makara.
“Mungkin belum,” jawab Dirga. “Aku sedang melihat apakah ada protokol yang masih bisa kita jalankan. Berharap sajalah.”
Ketenangannya sungguh luar biasa, seolah kemungkinan pesawat terkatung selamanya di luar angkasa bukanlah hal yang menakutkan.
“Aku sebenarnya sudah menduga hal seperti ini akan terjadi,” cetus Dirga di sela upayanya memeriksa seluruh sistem Makara. “Sejak awal, seluruh program dalam misi ini dibuat berdasarkan sistem operasi yang terkenal rentan terhadap serangan.”
“Presiden sudah tahu hal ini? Atau Kepala Lapan?”
“Entahlah,” Dirga mengangkat bahu. “Namun yang jelas, aku tak menduga peretasan ini justru terjadi di saat-saat penting seperti ini, saat kita sedang menunggu keputusan terkait aktivitas badai matahari. Tunggu sebentar, kelihatannya aku bisa mengambil kendali protokol yang ini.”
Jemarinya kembali bergerak mengetikkan baris-baris perintah. Dirga memang seorang ahli pemrograman, kemampuannya dibutuhkan untuk mengatasi hal-hal tak terduga terkait sistem komputer misi – seperti saat ini.