[caption caption="stres! (sumber : venusbuzz.com)"][/caption]Hari ini saya mendapat pelajaran yang mahal - bahkan mungkin sangat mahal.
Bermula dari masalah yang terjadi pada salah satu komputer saya yang selalu shutdown dan/atau hang setiap kali merender video, saya mengambil kesimpulan bahwa sumber masalahnya ada di power supply. Selain sudah uzur (kurang lebih 3 tahun sejak pembelian), power supply (PSU) yang terpasang di komputer tersebut masih bawaan casing dengan daya 500 watt.
Sebetulnya masalahnya sudah berlangsung cukup lama, hanya saja tingginya nilai dollar membuat saya menahan diri membeli power supply yang harganya naik dari kisaran Rp 800.000 menjadi Rp 1.200.000, alhasil kebutuhan render-merender sementara ditangani komputer lain.
Setelah harga komponen komputer termasuk power supply berada di titik yang saya nilai wajar, saya pun memutuskan membeli PSU berdaya 600 watt dan berlabel 80+ di Mal Ambassador Jakarta Selatan dengan harga Rp 950.000 - sementara barang yang sama di Mangga Dua dijual dengan harga sekitar Rp 880.000.
Masalah Berikutnya Muncul!
Sesampai di rumah, saya segera memasang power supply dan bermaksud melakukan pengetesan. Namun masalah berikutnya muncul, hardisk SSD 128 GB yang saya jadikan sistem tidak terbaca (tidak mau masuk Windows) padahal BIOS mendeteksi keberadaan perangkat tersebut. Segala tindakan sudah saya lakukan seperti membetulkan posisi kabel, membersihkan hardisk, hingga menukar kabel.
Hasilnya nihil.
Saya pun terpaksa instal ulang Windows.
Seharusnya proses instalasi berlangsung sekitar 15-20 menit (Windows 7 Profesional x64 karena RAM yang terpasang di komputer saya sebesar 16 GB), namun entah kenapa proses instalasi selalu gagal di tengah jalan. Dari 3 instaler non-ori dan 1 instaler original sistem operasi besutan Microsoft tersebut, tak ada satupun yang berhasil diinstal! Bahkan seorang sahabat sampai jauh-jauh meminjamkan DVD instaler-nya pada saya, namun hasilnya masih sama.
Saya stres.
Bayangkan, selama 5 jam lebih saya gagal menginstal Windows tanpa tahu di mana sumber masalahnya.
Putus asa, saya pun mencoba menginstal Windows di hardisk biasa.