Mohon tunggu...
Ryan Maulana Husen
Ryan Maulana Husen Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNIDA Gontor

Lebih baik bersuara lewat goresan (ketikan) kata dari pada berbusa setiap saat tanpa makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Calon Ulama Merapat: Rumus Sukses Santri Gontor

8 Desember 2021   13:20 Diperbarui: 8 Desember 2021   13:41 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadilah orang yang bermanfaat, jangan hanya pandai memanfaatkan, dan jangan sampai hanya dimanfaatkan. -KH. Hasan Abdullah Sahal

Dalam sebuah ruangan, tidak ada yang terdengar selain suara seorang pria paruh baya dengan songkok hitam yang selalu ia pakai saat mengajar, nada bicaranya yang khas berapi-api. Beliau adalah Ust. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi.

"Dahulu orang Indonesia ingin menciptakan sebuah pendidikan yang mengajarkan intelektualitas, sedangkan umat islam juga ingin menciptakan sekolah yang mengajarkan keagamaan. Walhasil, yang satu intelektualitasnya tinggi, sedangkan yang satunya hanya pakar di bidang agama saja."

"Gontor lahir untuk menjadi solusi. Sehingga Gontor melahirkan sebuah sistem pendidikan yang melahirkan ulama yang intelek. Kearifan sosok ulama dan keintelektualitasan tersebut menyatu dalam ruh seorang guru santri." Sambungnya.

"Ada dua faktor yang mempengaruhi kesuksesan Gontor yang tidak dimiliki oleh lembaga-lembaga lain. Keduanya adalah faktor hikmatis dan faktor filosofis." Ucapnya membuka mata kuliah di pagi hari.

Faktor filosofis adalah segala sesuatu yang difikiri matang-matang sehingga memberikan hasil yang maksimal sesuai dengan cita-cita dan impian yang direncanakan oleh pendirinya.

Menurut Prof. Dr. Fuad Hasan tokoh pendidikan Indonesia yang pernah menduduki Jabatan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, filosofis adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu filosofis berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal.

Pondok Modern Darussalam Gontor dikenal dengan penerapan disiplin dan penguasaan bahasa asing, (Arab dan Inggris) kaderisasi dan jaringan alumni yang sangat kuat.

Gontor merupakan lembaga pendidikan murni yang tidak berafiliasi kepada partai politik manapun, sebagaimana yang diucapkan oleh KH. Ahmad Sahal "Jika seandainya Kyai Gontor itu seorang NU, guru-gurunya juga NU, dan santri-santrinya juga NU, Gontor tidak boleh jadi NU. Atau sebaliknya, jika Kyai Gontor, guru dan semua santrinya Muhammadiyah, Gontor tidak boleh jadi Muhammadiyah."

"Karena Gontor berdiri di atas dan untuk semua golongan."

Pejuang juga memandang Gontor sebagai Pondok Pesantren yang dapat diandalkan untuk menjadi perekat umat disebabkan oleh kemoderatannya. Gontor pun menjadi solusi, pelopor sekaligus inspirator umat Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun