Mohon tunggu...
Ryan Giggs
Ryan Giggs Mohon Tunggu... Wiraswasta - Anak Tuhan Yesus

Hasangapon, Hagabeon, Hamoraon

Selanjutnya

Tutup

Bola

Dosa para Mafia Bola

11 November 2019   05:20 Diperbarui: 11 November 2019   05:35 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mafia bola adalah sekelompok atau seorang yang melakukan pengaturan skor pada suatu pertandingan sepakbola yang tujuannya untuk memenangkan tim yang didukung dengan cara yang tidak adil seperti membayar wasit bahkan membayar tim lawan agar mau mengalah pada pertandingan. Sebagai penggemar sepakbola menonton pertandingan dengan cara Fair play sudah sering kita disaksikan. 

Tetapi apa yang terjadi bila kita menyaksikan pertandingan yang sudah diatur skor atau pemenangnya? Tentu itu bukanlah hal yang bisa diterima oleh penggemar sepakbola apalagi melihat tim kebanggaannya harus kalah karena tim lawan menyogok wasit agar diberi kemenangan.

   Di Indonesia sendiri kasus mafia bola ini marak terjadi di tahun 2018 dan kasus ini terjadi pada kompetisi sepakbola Liga 2 2018 dimana para pelakunya bahkan sudah malang melintang di dunia sepakbola Indonesia seperti anggota PSSI. Salah satu pelakunya adalah Dwi Irianto alias Mbah Putih yang merupakan seorang mantan komisi disiplin PSSI divonis 16 bulan penjara  pada Kamis (11/7/2019). Ia terbukti bersalah menerima suap. Apa yang bisa dilakukan bila PSSI sendirilah yang melakukan pengaturan skor, bisa bisa sepakbola Indonesia kembali dibekukan seperti pada tahun 2015. 

Dan saat ini Mbah Putih sudah bebas tahanan. Kasubsi Pelayanan Tahanan Rutan Kelas II Banjarnegara, Sahlan membenarkan Mbah Putih dan dua narapidana kasus mafia bola lainnya yaitu Nurul Safarid, dan Mansyur Lestaluhu sudah bebas. Meski sudah bebas tahanan, Sahlan menuturkan dengan cuti bersyarat, terpidana masih wajib lapor ke Balai Permasyarakatan. "Jadi cuti dengan cuti bersyarat, mereka masih wajib lapor. Hanya wajib lapor nya tidak kesini tetapi ke Balai Permasyarakatan yang dekat dengan rumah mereka", ujar Sahlan saat ditemui di ruang kerjanya pada Sabtu (29/10/2019). Sungguh disayangkan mafia bola ini bisa bebas dari hukuman dengan cuti bersyarat. Di telinga orang yang bukan penikmat sepakbola, hal ini akan terdengar biasa saja. Tetapi bagi kami penggemar sepakbola merasa was-was hal serupa terjadi lagi.

   Sepakbola kita akan lebih sulit untuk maju dan bersaing dengan level internasional apabila ada anggota PSSI sendiri masuk daftar tersangka mafia bola. Terlebih sepakbola kita masih memiliki banyak PR yang harus diselesaikan seperti pembangunan stadion, sponsor, pengembangan pemain muda timnas, dan juga di era sepakbola modern seperti sekarang sudah memakai yang namanya teknologi VAR (Video Assistant Referee) untuk membantu wasit mengurangi kontroversi yang terjadi tapi sepertinya keinginan ini belum bisa tercapai karena masih banyak hal penting lain yang harus dibenahi.

   Pemerintah seharusnya membuat Undang - Undang baru terkait kasus seperti ini di dunia olahraga dan memberikan sanksi seberat - beratnya kepada mafia bola tersebut karena dengan adanya mereka rivalitas dan kenikmatan menjadi hilang dan sepakbola yang merupakan olahraga paling diminati di segala penjuru dunia menjadi tidak seru dan sportif apabila masih ada mafia bola seperti ini. Dampaknya juga akan terasa kepada bibit - bibit muda Indonesia yang ingin bermain sepakbola dan mengharumkan nama Indonesia di sepakbola Internasional tetapi karir mereka bisa ternodai bahkan hancur dengan adanya kasus pengaturan skor di pertandingan sepakbola.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun