Mohon tunggu...
Ryan Julian
Ryan Julian Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sociopreneur, Empowerement, SME Businesss Development

Pemerhati Kebijakan Publi, Sosial, Pedesaan, Politik dan Ekonomi, UMKM,Pegiat dn konsultn perumahan murah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mungkinkah Jokowi bisa 2 Periode

3 Maret 2016   15:28 Diperbarui: 3 Maret 2016   15:33 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Jokowi Presiden ke 7, sumber rmol.co"][/caption]

Pertanyaan ini bisa terbersit di pikiran masyarakat, bagi saya masyarakat awam yang ikut sebagai pemerhari sosial politik di Negara ini seringkali terbersit dan terlintas dalam pikiran kita "Apakah Jokowi bisa melanjutkan pemerintahan Indonesia untuk periode ke 2.

Jokowi sebagai sebuah Fenomena di Negara ini dan juga bagi Negara di belahan dunia lain, bukan tanpa sebab, sebagai seorang yang terlahir dari Rakyat biasa, tanpa Ticket VIP dalam dunia perpolitikan negara ini, berawal dari pengusaha kecil, hanya sebagai kader partai politik yang tidak punya kekuasaan dan pengaruh dalam partai politik tersebut, dapat melejit bak rising star menjejakan kaki dari Walikota , Gubernur dan Presiden.

Dalam pemilihan Presiden pun tak kalah hingar bingar, riuh, pro kontra, beradu dua kekuatan dan dua kutub para penguasa politik di Indonesia, bak perang baratayudha (mengutip isitilah Amin Rais), hingga hari inipun di lapisan bawah termasuk yang tidak suka dengan Jokowi walaupun sebenarnya mereka juga tidak pro ke Prabowo, tetap menghujat Jokowi, apapun yang di lakukan Jokowi tidak ada benarnya dan selalu salah, walaupun pembangunan yang dilakukan Jokowi sudah mulai terlihat tapi tetap saja bagi yang tidak suka terus berupaya menjatuhkan, walaupun dengan menjatuhkan Jokowi apakah lantas Prabowo naik jadi Presiden, tentu tidak, tetapi mereka puas bahwa Jokowi yang tidak mereka sukai jatuh, mereka akan senang apabila Jokowi sakit, Jokowi Presiden yang kata mereka plaga plongo salah berucap, salah berjalan, salah berpakaian, setiap gerak-gerik Jokowi mereka nilai dan cemooh.

Tapi tahukah kita bahwa justru kekuatan Jokowi tersebut berada pada hujatan, cemoohan , makian dari para haters, kekuatan JOkowi ada pada DPR yang kisruh, ribut yang tiada hentinya, Partai Politik bersiteru , Skandal-skandal politik, hukum dsb. Kekuatan Jokowi ada pada yang kontra terhadapnya, semakin banyak yang kontra terhadap beliau, semakin kekuatan yang ada pada dirinya dan pengikut-pengikutnya akan bangkit dan melawan dengan cara-cara yang baik.

Jokowi tahu kekuatan beliau, dari kalkulasi politik, jokowi tidak punya kekuatan di partai politik, apalagi di partai yang menaungi dirinya yang secara internal ada yang pro dan kontra juga terhadapnya, dengan partai pendukung lainnya Hanura, Nasdem, PKB, dia harus bisa bermain cantik agar tidak menyakiti atau mencederai partnernya di parlemen, beliau akan menjaga hubungan dengan sebaiknya, begitu juga dengan partai-partai yang tidak mendukung pemerintah seperti GOLKAR, Gerindra dan PKS, karena PPP dan PAN sudah mulai merapat bukan tanpa timbal balik tetap ada timbal balik untuk itu semua. Jokowi ingin terus aman dan nyaman menjalankan Pemerintahan, tetapi juga dia kesulitan mengakomodir kepentingan-kepentingan partai pendukung pemerintah , Beliau selalu akan bermain cantik dan aman.  

Hingga saat ini yang belum benar-benar beliau kendalikan adalah dalam bidang Politik, Hukum dan Keamanan, makanya Jokowi membutuhkan sosok seperti Luhut Panjaitan untuk mengawal beliau, Sosok Luhut Jenderal Senior yang disegani, mempunyai banyak pengalaman, mempunyai banyak hubungan /Networking yang bagus, baik TNI/POLRI, Lingkungan Sosial dan Partai besar seperti Golkar karena beliau Mantan Pembina Partai Golkar. 

Perseteruan KPK-POLRI, Kasus Abraham Samad dan Bambang Widjoyanto, Kisruh Partai GOlkar dan PPP, Kasus Freeport, MKD, Fachri Hamzah, Fadli Zon, Jonru, dan banyak kejadian-kejadian yang mengkait-kaitkan Jokowi bukan melemahkan dan menjatuhkan citra seorang Jokowi. Semakin Jokowi diserang semakin publik bereaksi, ada reaksi dari memang benar-benar relawan dan simpatisan fanatik beliau, ada juga reaksi dari simpatisan yang awal nya mendukung pada saat Pilpres maupun reaksi masyarakat yang berpendidikan dan masyarakat awam yang ingin Indonesia tenang, ekonomi membaik dsb yang berpikir menggunakan logika positif , dengan memberikan dukungan positif, membentengi Jokowi , menenangkan masyarakat karena tidak ingin ada chaos yang akan merusak tatanan eknomi dan pemerintah.

Nah seiring kondisi yang mulai kondusif, berkurangnya keributan, haters mengurangi cacian, hujatan, partai politik sudah mulai reda karena masyarakat sudah bosan menonton dan menanggapi kisruh-kisruh , ribut-ribut berkepanjangan, makin banyak perhatian Publik malah semakin besar kericuhan, semakin rakyat sudah antipati dan tidak peduli dengan sendirinya reda, popularitas dan perhatian publik pun mulai berkurang terhadap Jokowi, masyarakat sudah mulai biasa saja, sudah tidak seperti dulu yang adu argumentasi, adu segalanya, kawan jadi musuh, kawan jadi lawan.

Kekuatan Jokowi ada pada relawan, rakyat pedesaan dan pendukung serta TNI/POLRI, beliau bukan lambat dan tidak tegas untuk memutuskan sesuatu, karena beliau tahu kalkulasi politik , sehingga beliau sengaja melempar wacana, isu, kekisruhan tersebut ke rakyat, sehingga beliau bisa mendapatkan masukkan baik langsung maupun tidak langsung (medsos, media dll) , beliau akan pantau dan lihat reaksi masyarakat. relawan dan pendukung, setelah reaksi dan dukungan beliau sudah pegang barulah beliau akan putuskan untuk mengambil tindakan, sedangkan partai politik baik yang mendukung maupun yang di luar pemerintah yang menginginkan Presiden mengambil langkah sesuai keinginan mereka tidak berkutik , karena putusan Jokowi merupakan reaksi dan aspirasi dari masyarakat, sehingga partai politik tidak punya keinginan untuk melawan , karena mereka khawatir partai politik mereka nantinya tidak populer dan melawan kehendak rakyat.

Nah dengan mulai adem nya suhu perpolitikan saat ini, dengan menghangatnya suhu politik PILGUB DKI, dimana orang rame-rame ingin melawan AHOK , rame-rame mencalonkan diri untuk jadi Gubernur DKI, nama AHOK, Yusril, Adhyaksa Dault, Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, Ahmad Dhani dll mulai panas dan sering terdengar di telinga dan selalu muncul di laman medsos maupun media elektronik. Dengan mulai ramenya PILGUB DKI, nama JOkowi sedikit mulai berkurang dari pentas perpolitikan indonesia, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun