Mohon tunggu...
RYANDY HADIYANSYAH
RYANDY HADIYANSYAH Mohon Tunggu... Konsultan - WIRAUSAHAWAN

Semoga kalian suka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Janji Jari Kelingking

28 Januari 2021   11:35 Diperbarui: 28 Januari 2021   12:10 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aroma semerbak bunga lavender yang terpajang di meja toko kecil Hana tersebar memikat setiap hidung orang yang melewati toko bernama edelweis itu. 

Beberapa orang mengunjungi tokonya ketika jam dinding bermotif mawar putih menunjukkan pukul sembilan pagi. Hana sedang melayani beberapa pelanggan bunganya ketika tiba-tiba Arjun datang dan menampakkan dirinya di balik pintu kaca dengan senyum lebar dan dua cone ice cream berada di tangannya. 

Arjun menaikkan cone ice cream itu ketika Hana melihatnya seolah berkata untuk mengajaknya memakan ice cream bersama. Hana mengerti dan pelanggan tak ada lagi di dalam tokonya, ia membukakan pintu untuk Arjun yang langsung memasuki toko bunga dan duduk pada bangku kasir sembari menikmati cone ice cream dan memberikan satunya pada Hana.

"Kayaknya hari ini loe bahagia" Hana memperhatikan wajah Arjun.

"Lavender. Wanginya tercium sampai toko ice cream di ujung sana. Wangi bunga mengingatkan gue sama loe dan cone ice cream ini anggap aja sebagai ucapan terima kasih gue karena loe udah nemenin gue kemarin"

Senyum Hana mengembang ketika ia menikmati ice cream rasa strawberry pemberian Arjun. Belum pernah seperti ini. Belum pernah selama tujuh tahun mereka satu sekolah melakukan hal seperti ini layaknya dua orang yang dekat. Selain lavender, bunga geranium di sudut ruangan menambah aroma positif yang membuat pikiran dan hati Hana menjadi begitu menyenangkan terutama ketika wajah Arjun menoleh padanya dan tersenyum lebar.

Setelah sekian menit mereka lalui dengan ice cream yang sudah habis dan satu orang pengunjung terlayani oleh Hana mereka kembali duduk. Tertawa menceritakan masa lalu SMA dahulu. Tawa Arjun begitu indah sampai ia lupa untuk berkedip.

"Jadi, loe masih nulis ?" Tanya Hana.

"Masih. Gue jadi editor buku sekarang"

"Ga nulis lagi ?"

"Masih kok. Cuma cerita pendek aja. Kalo novel belum ada. Belum ada gambaran mau buat cerita panjang"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun