Mohon tunggu...
Gadget Pilihan

Melihat Kembali Peran Televisi yang Mulai Tergantikan

6 Juni 2018   18:36 Diperbarui: 6 Juni 2018   19:08 3081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
theodysseyonline.com

Berdasarkan uraian data diatas, saya mencoba menggali lebih dalam fenomena apa yang sebenarnya terjadi dikalangan pemirsa televisi. Dalam tambahan ini saya membagi segmen televisi berdasarkan umur yaitu balita (1-5), anak-anak (5-12), remaja muda (12-18), remaja dewasa (18-25), dewasa (25-40). Dari pembagian segmen tersebut saya mewawancarai beberapa diantara sehingga dapat diketahui uraian data sebagai berikut.

Konsumen TV pada usia balita (1-5) melihat acara TV hanya di stasiun televisi "RTV" dikarenakan masih banyak menayangkan animasi khusus untuk anak balita seperti Chuggington, Tayo The Little Bus, dan Robbocar Poli. 

Tidak hanya itu orang tua dari balita tersebut juga menayangkan animasi dari youtube untuk membantu tumbuh kembang balita tersebut seperti Shaun the sheep, learn colors for childern. Orang tua dari balita di Indonesia pada jaman ini lebih banyak menayangkan animasi dari layanan streaming di internet karena mereka dapat mengontrol dan juga memilih mana tayangan yang sesuai pada tahap tumbuh kembang anak balita tersebut.

Pada usia anak-anak (5-12) mereka masih dalam pengawasan orang tua dan mulai bersekolah. Karena kegiatan sekolah tersebut, anak-anak kebanyakan hanya menonton acara televisi pada waktu akhir minggu. Acara televisi yang mereka tonton seperti Spongebob pada pagi hari dan Si Bolang pada siang hari. Dari hasil wawancara terhadap anak usia 8 tahun dapat diketahui bahwa setelah menonton acara tersebut mereka lebih banyak menghabiskan waktu bermain game dan bermain bersama teman-temannya. Hal ini dikarenakan setelah jam tayang acara nak tersebut langsung disambung dengan acara orang dewasa seperti berita, sinetron dan talk show.

Pada segmen usia remaja muda dan remaja dewasa mereka memiliki waktu luang yang sedikit. Remaja muda dalam kesehariannya menghabiskan waktu di sekolah dan pulang pada sore hari sehingga acara TV dalam waktu tersebut tidak dapat di tonton oleh kabanyakan anak SMA. Tidak terlalu beda dengan remaja dewasa yang waktunya disibukan untuk kuliah dan mengerjakan tugas kuliah peluang melihat acara televisi berkurang. 

Menurut anak SMA yang saya wawancarai, penyebab kalangan SMA saat ini jarang menonton acara televisi adalah selain karena waktu juga karena kualitas acara TV yang menurun. Hal ini karena acara TV saat ini terlalu banyak rekayasa seperti contohnya rumah uya dan survivor. Menurutnya dengan terlalu banyak acara rekayasa semacam ini malah membuat masyarakat Indonesia seakan terlalu mudah ditipu dan mudah percaya dengan hal-hal subjektif yang tidak pasti. 

Tidak hanya itu menurut segmen remaja dewasa menurunnya kualitas TV adalah karena orang-orang menonton siaran televisi mempunyai dua tujuan yaitu mendapat hiburan dan mendapatkan informasi. Dalam urusan informasi, TV saat ini lebih lambat dari internet sedangkan masyarakat lebih menginginkan hal yang cepat. Sehingga masyarakat mulai dalam mendapatkan informasi lebih mengandalkan internet dari pada TV yang selain lambat juga tidak bisa mobile atau hanya bisa dilihat di ruang tertentu.

Segmen usia selanjutnya adalah usia dewasa dan tua ini memiliki banyak aktifitas. Diusia dewasa dan tua penggunaan smartphone tidak sebanyak pada segmen usia remaja, hal ini dikarenakan penggunaan gadget untuk mengakses media sosial kebanyak hanya untuk urusan bisnis atau perkerjaan selain itu hanya digunakan untuk berkirim pesan. Hal ini membuat jam menonton televisi sedikit lebih banyak pada rema dijaman sekarang. 

Orang dewasa kebanyakan menonton televisi hanya untuk mendapatkan informasi dari berita yang disiarkan ditelevisi. Menurut pendapat dari salah seorang dari segmen usia dewasa bahwa berita sekarang berbeda dengan tayangan berita jaman dahulu. Tayangan berita yang ada di jaman sekarang sudah banyak terkontaminasi dengan adanya campur tangan politik.

Hanya sedikit berita TV nasional maupun lokal memberikan berita secara netral. Antara media satu dengan media lainya saling melempar pemberitaan yang menjatuhkan. Banyak juga TV yang menyiarkan berita konvensional untuk mengejar rating sehingga berita di TV tidak hanya untuk kepentingan publik melainkan untuk kepentingan politik. 

Jadi dapat disimpulkan bahwa peran televisi konvensional saat ini telah tergantikan oleh layanan streaming internet dan media sosial. Namun televisi tetap memegang peranan penting karena proses publikasi suatu informasi memiliki tahapan-tahapan evaluasi yang tidak sembarangan, sehingga memang informasi yang didapat melalui televisi lebih lambat dari pada media online lainnya. Tetapi walaupun begitu, original dan kualitas berita masih lebih baik televisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun