Mohon tunggu...
Rio Anggara
Rio Anggara Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

13 Jan 1913

23 November 2020   00:15 Diperbarui: 23 November 2020   00:51 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Maaf mengganggu momen bahagia kalian tapi apa yang sebenarnya terjadi disini" interupsi si penjaga desa. 

Kujelaskan apa yang barusan terjadi, Annie duduk disebelahku tak mau lepas. Sang penjaga desa hanya mengangguk

"Kurasa dia tidak akan bangun lagi, ayo biar kuantarkan ke dokter. Lukamu itu keliatan cukup parah" sang penjaga desa lalu menggotong tubuhku dan mengantarku ke dokter desa. Ketika kami sampai disana, dokter yang melihat lukaku langsung menanganiku. Annie bersikeras untuk membantunya merawatku, tapi sang dokter berhasil meyakinkan dia untuk segera pulang karna sudah larut malam. Aku terpaksa menginap disini hingga kakiku sembuh. Malam itu aku merasa lega karena semua ini telah berakhir, tak ada lagi tawa, tak ada tangisan, hanya ada suara jangkrik menyanyikan lagu mereka. Tenang dan tentram, aku sudah tertidur lelap ketika samar-samar kudengar suara tawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun