Mohon tunggu...
Muhammad Rivandi Tsani Almesa
Muhammad Rivandi Tsani Almesa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

𝘺𝘰𝘶𝘳 𝘪𝘥𝘦𝘯𝘵𝘪𝘵𝘺 𝘪𝘴 𝘢 𝘴𝘶𝘱𝘦𝘳𝘱𝘰𝘸𝘦𝘳—𝘯𝘰𝘵 𝘢𝘯 𝘰𝘣𝘴𝘵𝘢𝘤𝘭𝘦.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dilema Kehidupan

15 September 2020   02:12 Diperbarui: 15 September 2020   02:31 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Hidup ini terisi dengan hari-hari yang cukup melelahkan, baik untuk fisik, pikiran, maupun psikis. Tulisan kedua ini adalah tulisan yang sudah pernah dituangkan pada media lain sebelumnya, dan diberikan sedikit penyempurnaan. Penulis memutuskan untuk menulis kembali tulisan ini guna mengabadikan sebuah kisah, yang penulis rasa kelak akan lucu untuk dikenang. Penulis akan menggunakan subjek "kita" untuk mengajak pembaca ikut merasakan dan berimajinasi, "saya" untuk penulis, dan "kamu" untuk pembaca. Penulis mohon maaf karena tulisan ini penuh dengan kecacatan, dan beresiko menurunkan semangat baca dari pembaca. Semua tulisan ini murni keisengan penulis. Baik, silahkan menikmati.

-----

Ada saat-saat dimana kita perlu, dan harus memilih sebuah keputusan yang nantinya akan benar-benar mengubah skenario dari kehidupan kita kedepannya. Dan tentu, kita semua pernah mengalami sebuah fase dimana kita benar-benar tidak memiliki kuasa untuk memilih jalan yang kita hendaki. Pada saat itu, opsi yang tersedia hanyalah a, b, c, dan d, bukan opsi x sesuai rencana kita. Akhirnya, mau tidak mau kita harus memilih salah satu dari opsi yang tersedia, walaupun tak pernah terlintas di dalam benak dan hati sebelumnya. Namun, siapa yang mengerti, bahwa nanti opsi yang kita ambil, yang tidak sesuai dengan kehendak awal, justru mengarahkan kita ke arah yang semakin cerah. Tidak ada yang pernah tahu bahwa opsi-opsi yang tersedia justru semakin membawa perubahan positif terhadap diri kita. Bisa jadi, opsi x tidak memiliki jalan seindah opsi a-d.

Diibaratkan, pada saat kita menentukan destinasi dalam sebuah perjalanan, kita sudah tahu sejak awal kemana tujuan kita, jalur seperti apa yang akan dilalui, transportasi apa yang akan dimanfaatkan, dan apa yang harus dilakukan baik selama perjalanan maupun setibanya di lokasi destinasi. Namun tiba-tiba,  karena suatu hal, perjalanan tidak dapat berjalan sesuai rencana. Kemudian, datang seseorang memberikan selembar peta. Peta tersebut benar-benar tidak sedikitpun mengarah ke destinasi kita. Karena keadaan yang tidak memungkinkan untuk tetap sesuai rencana, kita mengambil jalan sesuai dengan yang digambarkan peta tersebut. Dan ternyata, apa yang selanjutnya? Sesuatu yang tidak terduga! Kita menemukan sebuah jalan penuh dengan keindahan, yang memberikan trip ini view begitu indah. Dari sini kita mendapat gambaran bahwa segala sesuatu tidak mungkin akan selalu sesuai dengan apa yang kita pikirkan sebelumnya. Kita melewati jalan baru yang memberikan kita sebuah pelajaran baru dalam hidup, things you've never thought about, things you've never seen before. Dan akhirnya kita pun dengan senang hati menjalani segala sesuatu yang ada pada hadapan kita. Hidup tidak seburuhk itu bukan?

Namun, kembali lagi. Pada peta tersebut, ternyata pada akhir destinasinya, kembali mengarahkan kita pada beberapa opsi lagi. Di hadapan kita, ada jalan menuju puncak gunung yang sangat curam, yang sewaktu-waktu dapat membuat kita terperosok kapan saja, karena peta tersebut tidak menunjukkan jalan ataupun kondisi pada jalam menuju puncak gunung tersebut. Kemudian ada jalan yang berbelok, yang berarti bahwa ketika kita mengambil jalan tersebut, bisa saja kita menjumpai pemandangan-pemandangan baru, baik pada saat perjalanan yang entah kemana arahnya, maupun pada destinasi akhir yang entah dimana lokasinya. Bisa juga, kita hanya menjumpai jurang, yang hanya akan membawa kita ke jalan buntu. Mungkin saja kita mengambil jurang itu, dan kita tidak perlu lagi melakukan perjalanan-perjalanan berikutnya.

Atau pilihan terburuk, yaitu putar balik. Kembali ke tempat awal, ke tempat asal, tanpa harus repot-repot mengambil resiko yang begitu besar. Dan bisa jadi kita tidak tahu apa maksud sang pemberi peta yang mengarahkan kita kepada jalur ini, karena sang pemberi peta tidak memberi penjelasan atas opsi yang perlu diambil saat kembali berjumpa dengan pilihan ganda.

-----

Namun, yang saya tahu, dan saya yakini, bahwa mundur adalah sebuah pengkhianatan. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan kita jumpai, jika kita tidak berani mengambil sebuah opsi yang penuh dengan teka-teki.

Tidak masalah jika kamu resah, karena itu sebuah pertanda baik bahwa kamu masih berpikir, dan itu tandanya kamu masih hidup. Setiap manusia tidak jarang dihadapkan pada sebuah fase untuk menentukan akan mengarah kemana hidupnya nanti. Tidak akan ada putar balik ketika kamu sudah mengambil langkah jauh dalam sebuah pilihan. Resiko akan selalu berjalan beriringan dengan pilihan, dan konsekuensi juga selalu ada. Ada resiko, ada juga potensi kebaikan. Nilai positif dan negatif akan selalu ada, itu pasti. Tinggal bagaimana kamu menyikapinya.

Jangan takut untuk bercerita kepada orang-orang terpercayamu mengenai keluh kesahmu, karena setiap dari kamu berhak untuk mendapat ketenangan, berhak untuk didengar, dan berhak mendapat kalimat-kalimat yang dapat membantu menenangkan serta menyelesaikan setiap permasalahan yang ada. Percayalah, Tuhan telah memiliki skenario terbaik untuk setiap makhlukNya.

-----

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun