Mohon tunggu...
Rut sw
Rut sw Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga, Penulis, Pengamat Sosial Budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha melejitkan potensi dan minat menulis untuk meraih pahala jariyah dan mengubah dunia dengan aksara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kembalikan Masjid pada Fungsi Semula

14 Mei 2019   17:25 Diperbarui: 14 Mei 2019   17:50 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh : Rut Sri Wahyuningsih

"Bu, nanti rangkumin ya..adik yang nulis" rengek anak gadisku dengan manja. Saya tuh paling heran, PR di sekolah seringkali ada tugas merangkum, dari halaman sekian sampai sekian. Tapi giliran merangkum kuthbah sebelum salat Tarawih kesulitan. Bisa jadi karena PR sekolah ada medianya, beruba buku paket. Sedangkan mendengarkan ada kesulitan tersendiri jika digandengkan dengan menulis. Anakku takut ada yang terlewat. Akhirnya maklah yang pasang badan, hehehe...meskipun aslinya juga banyak ketinggalan dan tidak setiap kalimat tercatat, teringat atau terdengar. Namanya juga merangkum, batin hati, jadi ya yang penting-penting saja.

Malam tadi malam pertama tarawih, setelah selama pekan pertama belum suci. Dan sedikit takjub, karena masjid perumahan kami ini bertambah cantik, rupanya berbenah terus. Tempat salat perempuan sudah dibatasi kaca dan ada fasilitas AC tiga biji. Berikut kipas angin. Wah...makin nyaman nih salatnya.

Menjelang salat isya tiba, petugas masjid terlihat mondar-mandir menyemprotkan sesuatu, seketika udara bercampur harumnya mawar berbaur di udara, hem...mewah ya, pakai pewangi ruangan.

Lha...tauziyah pas ustazpun cocok banget, temanya " Kembalikan Masjid Pada Fungsi Semula". Memakmurkan masjid, tidak saja ditandai dengan rapatnya shaf salat. Namun seberapa penting masjid itu berfungsi di tengah masjid. Menurut pak ustaz, makin banyak tulisan pelarangan di masjid, seperti dilarang tiduran di masjid, dilarang menginap, dilarang bermain, dilarang ngecas hp, dan lain-lain.

Akhirnya memang masjid suasana ibadahnya tenang, sepi, dan benar-benar hanya untuk itu. Paling banter hanya untuk kajian rutin beberapa komunitas. Mengapa hal itu bisa terjadi? masih menurut ustaz semalam, karena pemerintah atau LSM telah membangun komunitas lain di luar masjid yang memenuhi kebutuhan masyarakat tadi. Sehingga terjadilah pemisahan urusan dunia dan agama secara jelas. Kemudian muncullah larangan jangan berpolitik di masjid. Ada sebutan ini masjid kelompok A dan B, jika bukan kelompoknya dipersulit untuk mengakses masjid tersebut dengan berbagai alasan. Padahal sama-sama hendak memakmurkan masjid.

Jika dibiarkan terus seperti ini maka jangan salahkan jika umat bodoh dan mundur. Karena sebetulnya masjid adalah nadi kaum muslimin. Jantung seluruh kegiatan kaum muslimin. Sebagaimana pada masa Rasulullah, masjid bukan hanya tempat orang-orang bersujud beribadah kepada Allah. Tapi masjid juga tempat mengatur strategi perang. Masjid tempat pendidikan, pengenalan sosial budaya dan tsaqofah. Masjid tempat pelatihan militer. Masjid tempat Rasulullah sebagai kepala negara menyelesaikan urusan umat, di dalam maupun di luar negeri. Pendeknya, masjid adalah tempat pengurusan seluruh urusan umat.

Karena sedemikian penting fungsi masjid dan pemerintahpun memberikan perhatian yang semestinya maka kita bisa lihat betapa gemilangnya peradaban yang terbangun. Islam mampu memimpin dunia dengan menyebarkan cahaya Islam, langsung berasal dari tempat sujud mereka. Penyatuan ibadah dan amal nyata inilah yang sekarang hilang. Bersinerginya kepatuhan seorang hamba kepada Penciptanya, yang kemudian diterapkan langsung dalam kehidupannya dari sejak mereka keluar masjid inilah yang menggetarkan musuh. Menusuk ke dalam qolbu para musuh Allah bahwa Islam tiada lawan.

Di akhir ustaz berpesan, saatnya kita mengembalikan masjid pada fungsi semula. Tak hanya membaguskan penampilan namun juga menambah beberapa hal yang hilang, kembalikan kemuliaan Islam dengan memgungsikan kembali masjid sebagaimana teladan Rasulullah. Karena sejatinya itu bagian dari politik Islam.

Masyaallah, bisa kebayang perubahan yang akan terjadi jika setiap pengurus masjid menyadari. Demikian pula dengan pemerintah. Namun khayali jika sekulerisme masih membayang dan mengatur urusan manusia sebagaimana hari ini. Mesti ada upaya penyadaran dari orang-orang yang mendengar nasehat ulama semalam.  Karena memang agama ini nasehat. Mencegah yang mungkar dan menyuruh yang makruf. Wallahu a'lam biashowab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun