Mohon tunggu...
Ruth Manalu
Ruth Manalu Mohon Tunggu... Mahasiswa USU

Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cagar Budaya Puteri Hijau di Desa Sukanalu, Jejak Legenda yang Masih Terjaga

26 Mei 2025   23:19 Diperbarui: 26 Mei 2025   23:19 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puteri hijau merupakan salah satu cagar budaya yang harus dilestarikan dan dijaga keasliannya ( Sumber : Foto Pribadi )

Karo, Sumatera Utara --- Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo, menyimpan sebuah situs bersejarah yang sarat makna budaya dan legenda: Makam Puteri Hijau. Terletak di antara hamparan perbukitan dan pepohonan yang rindang, makam ini dipercaya sebagai tempat peristirahatan terakhir tokoh perempuan legendaris dari Kerajaan Aru yang dikenal dengan sebutan Puteri Hijau.

Puteri Hijau dikenal dalam cerita rakyat sebagai sosok perempuan cantik dan bijaksana yang menjadi rebutan para raja dan pangeran, termasuk pasukan dari Kerajaan Aceh. Kisah keberaniannya mempertahankan martabat dan kehormatan kerajaan menjadikannya simbol kekuatan perempuan Melayu. Konon, setelah kerajaannya jatuh, Puteri Hijau melarikan diri ke dataran tinggi Karo dan menghabiskan sisa hidupnya di Sukanalu.

Makam yang diyakini sebagai peninggalan Puteri Hijau ini telah lama dihormati oleh masyarakat setempat. Setiap tahun, beberapa keluarga dan peziarah dari berbagai daerah datang untuk berdoa dan mengenang jasanya. Namun, hingga kini, situs tersebut belum sepenuhnya ditata dan dilindungi secara resmi sebagai situs cagar budaya.

Tokoh adat dan masyarakat Desa Sukanalu berharap agar pemerintah daerah dan instansi terkait segera memberikan perhatian lebih terhadap situs ini. "Makam ini adalah identitas sejarah kampung kami. Sudah selayaknya dijaga dan dikembangkan sebagai cagar budaya," ujar Mbelin Ginting, salah satu tokoh adat setempat.

Pemerhati budaya dari Universitas Sumatera Utara juga menyoroti pentingnya pelestarian situs ini. Menurut mereka, selain sebagai situs sejarah, keberadaan makam Puteri Hijau memiliki nilai edukatif dan potensial dikembangkan menjadi destinasi wisata sejarah yang bernilai ekonomi bagi masyarakat desa.

Dengan pengakuan dan perlindungan resmi sebagai cagar budaya, makam Puteri Hijau diharapkan dapat tetap lestari dan menjadi saksi bisu dari warisan perempuan tangguh Nusantara yang melampaui zaman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun