Mohon tunggu...
Ruth Karisma Murti
Ruth Karisma Murti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Biologi UNS Tahun 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Partisipasi Pemuda dalam Pembangunan Berkelanjutan dan Penanganan Perubahan Iklim

30 Juni 2022   16:45 Diperbarui: 30 Juni 2022   16:54 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dari segi kesehatan, penyebaran penyakit seperti malaria, kolera, dan demam berdarah dapat dengan mudah meningkat seiring dengan meningkatnya curah hujan. Kehadiran penyakit ini juga berkembang dalam cuaca panas dan lembab, yang merupakan efek dari perubahan iklim.  Perubahan iklim dapat mempengaruhi hilangnya lahan pertanian dan produktivitas pertanian. 

Hal ini tidak terlepas dari efek kenaikan suhu yang menyebabkan lamanya penggunaan air pertanian. Dalam skenario bencana, area pertanian menjadi tidak produktif dan dapat rusak. Isu terakhir dan tak kalah penting adalah terkait dengan keberadaan pantai. Meningkatnya suhu bumi mencairkan es abadi di daerah kutub menyebabkan permukaan laut naik dan daerah pesisir serta pulau-pulau kecil terendam.

Semakin banyaknya dampak yang terjadi dari adanya perubahan iklim, harus dilakukan penanganan terkait perubahan iklim tersebut. Penanganan perubahan iklim harus dilakukan di bidang-bidang yang rentan terhadap perubahan iklim. Yaitu, sumber daya air, perikanan, pertanian, pesisir dan laut, kehutanan, kesehatan, infrastruktur dan permukiman. Strategi pembangunan yang membahas penanganan perubahan iklim saat ini dapat terjadi dalam berbagai cara sebagai berikut:

  1. Peningkatan basis informasi iklim di hulu. Pengembangan sistem pengamatan meteorologi/iklim/hidrologi. Selain itu, kapasitas tambahan juga diperlukan BMKG tentang cara membuat prakiraan cuaca dan iklim yang lebih akurat yang meliputi seluruh wilayah.
  2. Peningkatan kesadaran dan penyebarluasan informasi terkait dengan perubahan iklim pada masyarakat. Peningkatan kesadaran ini harus diberikan kepada masyarakat sebagai tindakan kesiapsiagaan terhadap meningkatnya bencana iklim.
  3. Peningkatan kapasitas para pengkaji ilmiah. Kajian ilmiah dan upaya pengendalian iklim perlu ditingkatkan. Selain itu pengembangan model proyeksi perubahan iklim jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Langkah ini diperlukan untuk menilai kerentanan dan penilaian dampak serta penyususnan strategi dan rencana penanganan terhadap perubahan iklim. Upaya yang sama pentingnya yaitu membutuhkan koordinasi dan sinergi riset mengenai iklim antara pusat dan wilayah.
  4. Peninjauan kebijakan inti. Penyesuaian yang perlu dilakukan dalam program yang dirancang dengan mempertimbangkan arah perubahan iklim, perubahan permukaan muka air laut dan kondisi sosial ekonomi.Maksud dari upaya ini supaya mendapatkan kebijakan dan program lainnya cukup untuk menghadapi perubahan iklim.
  5. Memperkuat kapasitas integrasi perubahan iklim dengan adaptasi untuk perubahan iklim pada perencanaan, desain infrastruktur, manajemen sengketa, dan pembagian wilayah air tanah untuk badan pengelola air
  6. Memasukkan adaptasi perubahan iklim ke dalam kebijakan rencana departemen (penekanan pada tindakan), penanggulangan bencana, pengelolaan sumber daya air, pertanian, kesehata, industri.
  7. Penempatan isu perubahan iklim pada kurikulum sekolah menengah dan perguruan tinggi
  8. Pengembangan infrastruktur / sistem / pembagian ruang, ketahanan dan daya tanggap terhadap dampak dan perubahan iklim. Selain itu, penataan ruang perlu dikembangkan dan direkonstruksi, terutama pada daerah pesisir.

Upaya penanganan perubahan iklim tersebut tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya keterlibatan semua pihak terkhusus pemuda masa kini. 

Peningkatan partisipasi pemuda dalam pembangunan berkelanjutan perlu diimplementasikan untuk menumbuhkan kesadaran diri mengenai potensi diri mereka dalam pembangunan berkelanjutan terutama penanganan perubahan iklim. Bonus geografi  menjadi salah satu keunggulan generasi muda yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah. 

Oleh sebab itu peningkatan  partisipasi pemuda dalam implementasi pembangunan berkelanjutan sangat diperlukan. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan oleh para pemuda adalah dengan komunikasi iklim yang dapat dilakukan dengan kampanye perubahan iklim melalui media sosial. 

Pemuda juga dapat melakukannya melalui kegiatan-kegiatan peduli alam seperti penanaman pohon, pengurangan penggunaan transportasi pribadi dan beralih pada transportasi umum. 

Aksi mitigasi perubahan iklim juga dapat dilakukan dengan mendaur ulang atau mengkreasi sampah plastik menjadi benda yang berguna dan memiliki nilai jual.

Generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang mewarisi kekayaan dan lingkungan alam ini. Mereka harus mewariskan ini kepada generasi mendatang. 

Warisan kekayaan alam dan lingkungan seperti warisan yang berkelanjutan di mana kaum muda menjadi bagiannya. Upaya penguatan ekonomi nasional dan peningkatan kualitas lingkungan hidup Indonesia ke depan harus dimulai dengan memberdayakan pemuda. 

Pemuda tidak hanya penerima manfaat dari lingkungan yang baik, tetapi juga pelaku untuk meningkatkan kualitas lingkungan, seperti perlindungan hutan, konservasi keanekaragaman hayati, pengurangan polusi udara, air dan tanah, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, penanggulangan bencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun