Mohon tunggu...
Inovasi

Awas! Hati-hati Bernostalgia di Facebook

11 Oktober 2015   21:10 Diperbarui: 11 Oktober 2015   21:19 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Media sosial Facebook yang diciptakan oleh mahasiswa Harvard bernama Mark Zuckerberg pada tahun 2004 ini bisa dibilang sangat sukses. Berdasarkan data pada bulan April 2006, Facebook sudah menembus 20 juta pengguna. Awalnya facebook hanya digunakan untuk menjadi sarana orientasi mahasiswa baru Harvard dengan kampusnya, namun karena peminatnya semakin meluas akhirnya media sosial ini bisa digunakan oleh seluruh umat dunia hingga kini. Facebook digunakan untuk membagikan pengalaman yang dialami seseorang di tiap harinya, pengalaman itu bisa diabadikan dengan mengunggah foto, video atau hanya sekedar tulisan saja. Bahkan dengan Facebook kita bisa bermain game yang kita sukai. Facebook dengan jangkauannya yang sangat luas memungkinkan kita untuk bisa bertemu dengan kawan lama dari setiap penjuru dunia. Facebook masih eksis gak sih? Tentu saja iya, karena di usianya yang ke 11 tahun facebook masih banyak peminatnya. Kok bisa ya?

Selidik punya selidik, ternyata Facebook selalu memperbarui tampilan dan aplikasinya setiap tahun, sehingga selalu terlihat menarik. Dan yang tidak kalah menarik adalah kemampuan Facebook untuk bisa melihat postingan-postingan kita yang terdahulu, seakan-akan kita bisa bernostalgia di sana. Kita bisa memilih ke tahun berapa kita akan pergi, dan setelah itu kita bisa melihat berbagai posting yang membuat kita merasa bahwa kita berada di tahun tersebut, hebat bukan? Dengan kemampuan nostalgia dari Facebook, peminat yang dulunya hanya membagikan pengalamannya melalui posting foto atau status sekarang ketertarikannya beralih ke nostalgianya saja. Banyak user yang menggunakan facebook hanya untuk melihat-lihat status dan foto yang dulu ia bagikan. Facebook tidak hanya mengijinkan user untuk bernostalgia dengan postingannya sendiri lho, ternyata kita juga bisa melihat foto-foto dan status lampau teman kita yang ada di Facebook, dengan ini kita bisa “kepo” atau stalking dengan puasnya.

Dengan aplikasi Facebook yang sangat menarik ini, Facebook bisa jadi digunakan untuk mencari berbagai informasi tentang seseorang. Dan terkadang membuat seseorang menjadi ketergantungan atas kemampuan-kemampuan Facebook dan pada akhirnya ia sering menggunakan Facebook di kehidupan sehari-harinya, seperti yang dicetuskan oleh Theotonio Dos Santos pada teori Depedensi (ketergantungan). Tenyata kita juga perlu memperhatikan bagaimana cara kita untuk menggunakan sosial media, karena saat kita bermain Facebook kemungkinan untuk lupa waktu karena tengah asyik bernostalgia itu sangatlah besar. Akan sangat lebih baik jika kita lagi-lagi sebagai smart people tidak diperbudak oleh media sosial yang bisa menyita waktu kita cukup banyak. Perlu diketahui bahwa dengan ketergantungan penuh kita terhadap Facebook, bisa membuat tangan-tangan nakal melakukan hal yang tidak sepantasnya seperti penyebaran virus komputer dengan manipulasi tampilan-tampilan yang menarik. Dan yang lebih parah lagi, apabila virus yang disebarkan bukan hanya virus komputer saja namun juga virus bagi otak manusia yang dimaksud adalah jalan alternatif bagi situs-situs berbahaya untuk ditonton oleh berbagai kalangan tertentu.

Maka dari itu sekali lagi yang perlu kita ketahui adalah jangan biarkan keunggulan Facebook dirusak hanya karena kita sebagai pengguna tidak menggunakannya dengan bijaksana dan disiplin. Tetaplah menjadi user yang mengendalikan waktu untuk menggunakan Facebook, manfaatkan dan jangan dirusak demi kepentingan user dan orang-orang yang memiliki bisnis di bidang media sosial. Karena kritik dari pengguna sangat mempengaruhi kemajuan aplikasi yang akan dievaluasi pada periode tertentu. Jadi intinya, manfaatkanlah keunggulan Facebook dengan sebaik-baiknya dan tetaplah menjadi user yang mengendalikan waktu untuk menggunakan media sosial, bukan sebagai user yang dikendalikan waktu dan merusak keunggulan Facebook yang semestinya dengan kritik egois lalu pada akhirnya membawa kerugian untuk siapapun yang berkecimpung dalam dunia Facebook.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun