Mohon tunggu...
Rusti Dian
Rusti Dian Mohon Tunggu... Freelancer - Mass and Digital Communication Student

Author of Geotimes | Freelance Writer Kumparan | Feminism and Journalism Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Dari Perkembangan Internet hingga Jurnalisme Multimedia

31 Agustus 2020   13:30 Diperbarui: 31 Agustus 2020   13:34 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: www.timesindonesia.co.id)

Di era modern seperti saat ini, semua hal yang awalnya dikerjakan secara manual atau konvensional akan beralih menjadi serba teknologi. Bicara tentang teknologi tentu tidak akan terlepas dari namanya media baru (new media). Dikutip dari Widodo (2020, h. 1), media baru adalah sebuah definisi yang dapat menjelaskan tentang konvergensi antara teknologi komunikasi digital yang terhubung dalam sebuah jaringan. Dengan kata lain, kita bisa menyebut bahwa media baru adalah internet.

Menurut Widodo (2020, h. 3), internet merupakan jaringan yang di dalamnya ada jaringan privat, publik, akademik, bisnis, dan pemerintah (lokal maupun global) yang dihubungkan oleh teknologi elektronik, nirkabel, dan jaringan optik. Hadirnya internet mampu membuat siapapun dapat mengakses beragam informasi serta melakukan komunikasi tanpa terbatas ruang dan waktu.

Jika ditarik mundur mengenai sejarah hadirnya internet, kita tentu tidak asing dengan namanya ARPA (Advanced Research Projects Agency) yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat guna menangani perkembangan khususnya di bidang sains dan teknologi untuk keperluan militer. 

Selanjutnya, ARPA pun mengembangkan studinya dengan membangun jaringan komunikasi berbasis komputer di tahun 1960an. Dari situ, munculah istilah ARPANet (Advanced Research Projects Agency Network). ARPANET inilah yang menjadi awal dari kemunculan internet (Widodo, 2020, h. 4-5).

Dilansir dari Detik.com (2019, 20 September) sekitar tahun 1983, TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Potocol) pun mulai diimplementasikan dalam jaringan internet. Kemunculan TCP/IP inilah yang mampu menghubungkan jaringan satu dengan lainnya yang berbeda sehingga dapat menadi internet modern seperti sekarang. Selanjutnya, Berners-Lee bersama tim pun menciptakan World Wide Web (www) yang digunakan publik untuk menelusuri situs website.

Erawan (n.d, h. 10) mengatakan bahwa internet menjadi sebuah jaringan yang terdistribusi secara global yang beroperasi tanpa adanya badan pusat. Walau demikian, internet akhirnya memiliki Internet Assigned Numbers Authority (IANA) guna mengalokasikan dan menugaskan pengenal teknis yang diperlukan untuk pengoperasian internet. Selain itu, ada pula Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) yang bertugas mengawasi serta mengkoordinasikan dua ruang nama di internet yaitu Internet Protocol (IP) dan Domain Name System (DNS).

Di tahun 1990-an, tata kelola internet pun menjadi sebuah kepentingan global baik untuk pemerintah, perdagangan, masyarakat sipil, maupun individu. Seperti yang dijelaskan Erawan (n.d, h. 13), kerja pengawas ARPANET pun diteruskan oleh organisasi-organisasi yang memegang kendali aspek teknis tertentu dari internet. Pada akhirnya sekitar tahun 2006, istilah “tata kelola internet” pun diperluas jangkauannya meliputi permasalahan berkaitan dengan isu-isu kebijakan yang ada hubungannya dengan internet.

Perkembangan internet pun secara tidak langsung membuat aktivitas jurnalisme semakin berkembang. Dikutip dari Widodo (2020, h. 8), The New York Times mulai mempublikasikan artikel pertama di webnya pada tanggal 8 Desember 1993. Hal tersebut juga memicu perkembangan media-media lain seperti CNN, CBC, Canada.com, dan situs-situs berita yang lainnya. Hingga akhirnya pada tahun 2008, media-media online yang dapat diakses melalui gadget juga turut meningkatkan intensitas penggunaan internet di kalangan masyarakat.

Internet yang dianggap sebagai media baru (new media) tentu menghadirkan kesannya tersendiri. Widodo (2020, h. 13) menjelaskan bahwa media baru adalah media yang saling terintegrasi satu dengan lainnya dengan dukungan dari teknologi internet. Media baru sangat erat kaitannya dengan komputer, komputasi, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan komputer untuk diredistribusikan.

Lister, dkk (Widodo, 2020, h. 14) membagi media baru menjadi enam karakteristik diantaranya adalah digital, interactivity, hypertextual, jaringan (global), virtual, dan simulated. Dari keenam karakteristik tersebut, munculah lima kualitas teknis pada Computer Mediated Communication (CMC) yang berbasis internet. 

Newhagen et al (Widodo, 2020, h. 17) menyebutkan diantaranya adalah multimedia, hipertekstualitas, packet switching, sinkronisitas, dan interaktivitas. Multimedia dan hipertekstualitas tersebut sangat erat kaitannya dengan interface atau tempat fisik dimana pesan dapat dibuat atau dibentuk. Dalam hal ini, multimedia terdiri dari teks, suara, gambar, animasi, video, virtual reality, dan lain sebagainya (Widodo, 2020, h. 17).

Berangkat dari pengertian jurnalisme yang berarti aktivitas mencari informasi yang akurat tentang suatu peristiwa, lalu informasi tersebut dikemas kemudian disebarluaskan kepada publik (Shapiro dalam Ashari, 2019, h. 3). 

Aktivitas jurnalisme ini terus berkembang dari waktu ke waktu. Hingga saat ini muncul istilah jurnalisme multimedia yang menjadi tren di media digital. Jurnalisme multimedia mampu membuka ruang partisipasi bagi publik. Hal ini dikarenakan pengguna tidak hanya menjadi konsumen, namun juga dapat memengaruhi bahkan memproduksi informasi. Kehadiran jurnalisme multimedia juga mampu menyediakan berbagai macam bentuk informasi mulai dari teks, video, audio, memberi komentar di kolom komentar, dan lain-lain.

Sumber:

Ashari, Muhammad. (2019). Jurnalisme Digital: Dari Pengumpulan Informasi Sampai Penyebaran Pesan. Inter Komunika: Jurnal Komunikasi, 4(1), 1-16

Devi, Rizky Wika Shintya. (2019). Sejarah Internet dan Perkembangannya Hingga Kini. Diakses pada 30 Agustus 2020, dari sini

Erawan, L. (n.d). Pemrograman Web. Diakses pada 31 Agustus 2020, dari sini

Widodo, Yohanes. (2020). Jurnalisme Multimedia. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Komunikasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun