Yusnuta mengatakan,menyebarkan pesan positif yang dilakukan pegiat literasi dilakukan terus-menerus tanpa pamrih karena itu pejuang literasi bisa juga disebut sebagai pahlawan randa tanda jas.
Namun diakuinya perjuangan tanpa pamrih itu kadangbtidak dihargai merupakan kenyataan yang harus diterima.
Selain Tien Rostini dan Yusnita juga ada Fitri seorang pustakawan dalam dialog di RRI itu mengungkapkan, sebagai seorang pustakawan memberikan pelayanan tidak hanya pada jam kerja namun juga tudak kenal waktu ketika ada yang ingin konsulrasi dalam mengelola perpustakaan.
"Bisa malam hari, bisa hari libur teman-teman pengelola perpustakaan desa dan sekolah menghubungi ya saya layani," kata Fitri.
Kerja literasi dari hati akan melahirkan keikhlasan yang dilakukan pegiat literasi di kabupaten Bangka sehibgga tanpa pamrih.
Salam literasi dari pulau Bangka.