Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dua Tanda Kehormatan dari Presiden, tapi Tidak Pernah Disematkan

17 Agustus 2020   19:54 Diperbarui: 17 Agustus 2020   20:23 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya punya 2 tanda kehormatan dari Presiden RI, yang ditandatangani presiden Joko Widodo.

Tanda kehormatan itu berupa Satyalancana Karya Satya X tahun dan Satyalancana Karya Satya XX tahun. Ketika menerimanya tidak pakai upacara karena sudah ada yang terpilih mewakili, karena itu tidak disematkan.

Saya mengambil sendiri di Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Ada petugas di sana yang menyerahkan. Setelah diterima tanda kehormatan itu tidak pernah dikenakan seperti dalam upacara bendera HUT RI.

Lumayan buat koleksi dan sebagai bukti bahwa selama mengabdi sebagai PNS dalam keadaan baik-baik saja tidak tersangkut masalah hukum maupun tidak terkena sanksi hukuman disiplin.

Kondite diri yang baik menjadi dasar diberikan tanda kehormatan setelah melalui usulan oleh atasan di tempat kerja.

Begitu pula tanda jasa Bintang Mahaputera Nararya yang diterima mantan pimpinan DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah, mereka melalui proses penilaian di DPR RI. Setelah dinyatakan layak terutama tidak tersangkut masalah hukum, usulan itu diterima dewan penilai pemberi tanda kehormatan dan bintang jasa.

Jadi tidak ada kontrofersi dalam pemberian tanda jasa itu, karena Fadli dan Fahri telah menjalankan tugasnya sesuai fungsi yakni pengawasan. Memberikan kritik adalah bagian dari tugas pengawasan itu.

Beda dengan saya, kalau Fahri dan Fadli tanda jasanya diserahkan presiden Joko Widodo dalam upacara di Istana Negara. Mungkin dalam upacara 17 Agustus tahun ini telah dikenakan.

dokpri
dokpri
Tanda kehormatan yang saya terima, tidak pernah saya pasang di dada. Tanda kehormatan berupa medali tembaga (10 tahun) dan perak (20 tahun) setiap kali HUT RI saya keluarkan dari tempat penyimpanan untuk dibersihkan.

Kembali dapat mengingat masa perjuangan dalam pengabdian sebagai aparatur negara. Terselip doa, agar perjalanan pengabdian ini tetap amanah dan selalu dalam lindungan Allah SWT.

Inilah catatan kecil saya ketika memperingati HUT RI. Tahun ini di tengah pandemi upacara tidak saya ikuti karena jumlah peserta di batasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun