Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Memaki Hujan yang Berenang di Secangkir Kopi

1 Juni 2020   16:05 Diperbarui: 1 Juni 2020   16:13 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan berderai menjatuhkan diri hingga atap rumah menetes jatuh berenang di secangkir kopi. Hujan telah kurang ajar, suami minta kopi diganti. 

Suami memaki hujan, keluar rumah menyiraminya dengan secangkir kopi. Hujan tak peduli. Terus deras mengaliri kopi hingga lorong-lorong sepi. Hujan telah membungkam suara memaki lelaki yang batal ngopi.

Suami minta dibikinkan kopi secangkir lagi. Suara hujan telah menulikan istri. Hujan terus mengaliri. Istri kedinginan di atas ranjang tak peduli. Dengan sorat mata menggoda hanya bilang, nanti.

Sungailiat, 1 Juni 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun