Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sila Pertama Pancasila Penyemangat di Tengah Pandemi

1 Juni 2020   20:48 Diperbarui: 1 Juni 2020   20:48 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Upcara peringaran Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2019 di Sungailiat, kabupaten Bangka (dokpri)

Dua tahun terakhir ini dalam peringatan Hari Lahir Pancasila tanggal 1 Juni sebagai hari libur nasional berada di hari terjepit. Tahun 2019 terjepit cuti bersama lebaran dan tahun 2020 "terjepit" pandemi global virus Corona.

Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2019 bertepatan dengan waktu mudik lebaran dan cuti bersama Idul Fitri, sehingga bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang telah tiba di tempat mudik untuk mengikuti upacara yang diselenggarakan Pemda setempat. Bukti telah mengikuti upacara ASN harus mengirimkan foto kepada atasan tempatnya bekerja.

Tahun 2020 ini, peringatan Hari Lahir Pancasila dilakukkukan di tengah pandemi. Tanpa digelar upacara bendera. Namun ada beberapa instansi pemerintah mewajibkan ASN menyaksikan pidato presiden Joko Widodo dalam rangka peringatan Hari Lahir Pancasila melalui siaran televisi. Sebagai bukti telah mengikuti pidato presiden dan peringatan Hari Lahir Pancasila untuk dikirimkan kepada atasan instansi tempat ASN bekerja.

Setiap peringatan hari Lahir Pancasila ASN yang ditekankan wajib mengikuti, bila tidak mengikuti akan terkena sanksi disiplin. Bagaima dengan unsur masyarakat lainnya? Begitu pula mahasiswa dan pelajar. Harusnya ada keadilan dan kesadaran yang sama dalam mengamalkan nilau-nilai Pancasila dalam kehudupan berbangsa dan bernegara.

Belajar dari masa pemerintahan Orde Baru dalam pengamalan Pancasila. Sepertinya menanamkan nilai-nilai dalam Pancasila harus dipaksakan secara masif melalui penataran P4 dan mata pelajaran di sekolah pada masa Orde Baru. Nilai dalam butir-butir Pancasila itu kadang sudah diabaikan dalam kehidupan kita, terutama di masa pandemi Covid-19 ini.

Kalau saya ditanya, dari kelima butir Pancasila tersebut mana yang menjadi penyemangat? Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa yang menjadi penyemangat saya. Saya masih yakin sebagai umat beragama musibah yang dialami saat ini adalah ujian dari Tuhan Yang Maha Esa.

Kadang masih terjadi di tengah pandemi ini  yakni mengabaikan rasa kemanusian, ketika sekelompok kecil orang menolak jenazah korban Corona di wilayah tersebut, perawat yang diusir dari kos-kosan, yang kelaparan dan lain-lain. Merupakan potret memilukan ketika rasa kemanusiaan itu sudah diabaikan.

Musyawarahpun tidak lagi dipergunakan untuk menyelesaikan masalah. Kekerasan dikedepankan untuk memaksa kehendak guna menuntaskan masalah. Menghasut, fitnah dan propaganda lainnya sebagai tempat melampiaskan ketidakpuasan sekelompok kecil masyarakat.

Butir-butir dalam Pancasila yakni persatuan Indonesia serta kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/lerwakilan telah tidak lagi menjadi pertimbangan.

Demikian pula rasa keadilan yang tidak dinikmati sekelompok orang miskin yang tidak menerima bantuan sosial karena data yang tidak benar. Penetapan data orang miskin dilakukan orang tertentu saja di tingkat desa/kelurahan tanpa ada musyawarah untuk mencapai mufakat dari unsur terkait untuk mendapatkan data yang valid. Sekarang kesannya data penerima bansos hanya untuk kelompok tertentu yang memiliki kedekatan dengan aparat desa.

Di tengah ketidakjujuran namun masih ada yang tulus ikhlas memberikan bantuan di tengah pandemi. Sikap mulia dari orang-orang yang dilandasi rasa kemanusiaan serta didasari spiritual yang kuat sebagai orang yang beragama telah menginspirasi di tengah pandemi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun