Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ujian Sekolah Berhenti di Tengah Jalan Terhadang Pandemi Covid-19

26 Maret 2020   16:08 Diperbarui: 26 Maret 2020   16:20 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menyikapi pandemi virus Corona Covid-19 yang melanda dunia, pemerintah pusat mengeluarkan sejumlah kebijakan hingga diikuti pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi meluasnya penyebaran virus. Kebijakan itu diantaranya bindang pendidikan dengan merumahkan para peserta didik. 

Saya sebagai orang tua peserta didik menyambut baik kebijakan itu. Tapi tidak semua sekolah cepat menanggapinya. Seperti sekolah di bawa naungan Kementerian Agama (Kemenag). Mereka tidak mengikuti keputusan Pemda tapi menunggu komando dari Kementerian Agama. Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. 

Pemkab Bangka pekan lalu, yakni Rabu (18/3) memberlakukan peserta didik SD, SMP sederajat yang merupakan Pemerintah Kabupaten yakni sekolah tidak melakukan kegiatan belajar-mengajar di sekolah namun secara daring dari rumah masing-masing. Tapi Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang dibawa naungan Kementetrian Agama baru memberlakukan Kamis (26/3) dua hari setelah menteri pendidikan dan kebudayaan mengumumkan Ujian Nasional tahun 2020 ditiadakan terkait dengan pencegahan virus Covid-19. 

Sehari sebelumnya, diantara sekolah dibawa naungan Kemenag masih menyelenggarakan Ujian Madrasah Berbasis Komputer (UMBK) untuk peserta didik kelas IX yakni MTs Negeri 1 Bangka di desa Karya Makmur, kecamatan Pemali tempat putri saya bersekolah. Selasa malam (24/3) saya mendapat pesan WA dari wali kelas yang isinya sebagai betikit, "assamualaikum wr wb, Bpk/ibu tlg kasih tau anak-anak bahwa untuk pelaksanaan UM-BK hari kamis sampai dengan seterusnya di tunda dulu (libur) sampai batas waktu yang  belum ditentukan, nanti di beritahukan kembali tanggal berapa masuk untuk ujian lagi." 

Kecemasan saya pun mereda, sementara sekolah lain seperti SD dan SMP para peserta didiknya sudah lebih dahulu di rumahkan. Menghadapi pandemi ini selayaknya sekolah-sekolah itu bersikap sama, untuk bersama-sama mengikuti keputusan yang dibuat Pemda dalam hal ini Bupati/Walikota sebagai kepala daerah. Sedangkan sekolah di bawa Kementrian Agama harus menunggu dalam waktu yang lebih lama karena harus menunggu instruksi dari pusat dalam hal ini Kemenag. Secara nasional permasalahan ini kita hendaknya dihadapi secara bersama-sama dalam langkah penanganan yang sama.

Mulai hari Kamis (26/3) ini siswa MTs yang sedang melakukan UMBK dihentikan, walaupun sempat berjalan kendati Pemda setempat sudah menghentikan kegiatan di sekolah jauh beberapa hari sebelumnya. Namun sekolah di bawa Kemenag baru mengikuti setelah keluarnya surat dari Direktur Jenderal Pendidikan Islam pada tanggal 24 Maret 2020. Sekolah di bawa naungan Kementerian Agama baru pada tanggal 26 Maret 2020 meliburkan peserta didik.

Keluarnya keputusan tersebut, otomatis menghentikan UMBK  yang baru dimulai 3 hari dari 10 hari dari jadwal yang direncanakan. Namun untuk suswa kelas IX pekan sebelum juga telah melaksanakan UMBK selama 3 hari, ditengah SD dan SMP sudah diliburkan.

Setelah diliburkan aktivitas sekolah di bawa naungsn Kemenag untuk selanjutnya aktifitas belajar mengajar kembali dimulai menunggu perkembangan dari penanganan virus Covid-19. Demikian pula dengan UN tahun 2020 juga ditiadakan. Sedangkan untuk mempermudah komunikasi antara orang tua peserta didik dengan pihak sekolah  kami sekarang memiliki WA grup dengan adminnya para guru.

Kabar gembira yang saya dapat dari WA grup  hari ini Kamis (26/3) bahwa, sekolah sudah di semprot desimpektan dari pemerintah desa setempat. Semoga sekolah tethindar dari virus Korona. Mengurangi kecemasan semua baik guru, orang tua dan peserta dudik, juga warga di sekitar sekolah. Dengan tidak adanya aktifitas belajar mengajar, telah mengurangi orang berkumpul yang memperkecil kemungkinan terjadinta penyebaran virus korona.

Di sisi lain, ibu kantin yang ada di dalam sekolah maupun di luar pekarangan sekolah akan merasakan dampak langsung yakni untuk sementara waktu pendapatan akan berkurang. Biasanya setisap hari para peserta didik ramai berbelanja, sekarang tidak ada lagi pembeli. Kantin sekolah pun tutup. Kita untuk sementara di rumah saja. Mengawasi dan membantu anak kita belajar, sambil menunggu tugas dari guru yang dikirimkan secara on line.

Salam dari pulau Bangka.

Rustian Al'Ansori

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun