Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kisah Jadul Hamil di Kolam Renang, Pendidikan Seks Tidak Mendidik

25 Februari 2020   16:22 Diperbarui: 25 Februari 2020   16:36 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laki-laki dan perempuan yang bersama-sama berada di kolam renang bisa hamil merupakan kisah jaman dulu (jadul).

Kembali kisah itu diungkap komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Sitti Hikmawatty, yang menghebohkan. Memunculkan reaksi di media massa hingga jagat maya. Hujatan hingga meminta komisioner KPAI itu dicopot dari jabatannya.

Kisah jadul itu sudah saya dengar sejak masih usia anak-anak, tepatnya masih di SD. Teman-teman perempuan waktu itu mendapatkan kisah itu dari orang tuanya, akibatnya mereka tidak jadi ke kolam renang karena takut hamil. Jadi kita yang laki-laki saja yang berenang. Waktu itu kita yang belum paham karena belum mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, kehamilan dan lain-lain sehingga mempercayainya.

Setelah mempelajari mata pelajaran biologi di SMP, kita mengenal tentang kesehatan reproduksi baru terbuka bahwa kisah itu tidak benar. Mana mungking tanpa hubungan seksual yakni hanya berenang di kolam renang ada laki-laki dan perempuan bisa hamil.

Tujuan adanya kisah itu baru terungkap kemudian bahwa para orang tua ingin menakut-nakuti anak-anaknya agar tidak ke kolam renang. Orang tua ingin melindungi putra-putrinya dari keamanan saat berenang, kolam renang tidak bersih karena banyak orang di dalamnya sehingga tidak baik bagi kesehatan dan keamanan (takut tenggelam).

Tidak ada bedanya ketika orang tua menakut-nakuti anak yang masih balita. bila sulit makan, tidak mau mengkonsumsi obat. Ada cara yang keluru yang dilakukan dengan menakuti anak misalnya ada polisilah agar anak ditangkap, ada dokterlah agar anak disuntik dan lain-lain. Jadi kisah jadul hamil di kolam renang sama tujuannya untuk menakut-nakuti anak.

Kisah jadul itu kembali di populerkan komisioner KPAI Sitti Hikmawatty dalam kekinian. Resikonya ia mendapat keceman banyak orang karena telah mengajarkan pendidikan seks yang keliru. 

Pendidikan seks, kesehatan reproduksi, dapat diberikan kepada anak  sehingga anak mendapatkan ilmu yang benar bukan menyesatkan, termasuk tidak menakut-nakuti. Seperti laki-laki dan perempuan di dalam kolam renang bisa hamil, informasi yang salah bila dicerna dengan hal-hal yang lain seperti HIV/AIDS juga bisa tertular. Ini menakutkan dan bisa meresahkan.  KPAI Komisi Perlindungan Anak Indonesia, bisa menjadi komisi menakut-nakuti anak Indonesia. 

Karenanya kesalahan yang dilakukan komisioner KPAI, selayaknya diberikan sanksi. Sehingga Komisi ini bisa lebih dipercaya, jangan hanya hadir ketika anak telah terkena masalah. Tapi hadir untuk mengurangi terjadinya permasalahan pada anak. 

Pendidikan seks yang benar bagi anak merupakan salah satu cara perlindungan bagi anak, agar mengetahui kesehatan reproduksi, terhindar dari seks bebas, terhindari dari kekerasan seksual dan lain-lain. (Rustian Al'Ansori) 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun