Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengunjungi Biodiversity Sungai Upang Bangka, Ada Pesut yang Terbunuh

8 Februari 2020   08:35 Diperbarui: 8 Februari 2020   08:48 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sungai Upang di desa Tanah Bawah kecamatan Puding Besar, kabupaten Bangka (dokpri)

Ada destinasi wisata baru di kabupaten Bangka, demikian informasi yang saya dapat dari beberapa teman. Wisata alam itu di desa Tanah Bawah, kecamatan Puding Besar. 

Di lokasi ini terdapat keanekaragaman hayati (biodiversity), diantaranya ada hampir 100 spesies anggrek daerah Bangka yang berada di hutan sepanjang Sungai Upang. 

Saung-saung di kawasan Sungai Upang (dokpri)
Saung-saung di kawasan Sungai Upang (dokpri)
Menuju Sungai Upang menggunakan mobil dari Sungailiat ke Puding Besar berjarak sekitar 30 km melalui jalan beraspal. Sedangkan dari Puding Besar ke Tanah Bawah berjarak 7 km melalui jalan beraspal dan tanah puru. Sekitar 30 menit, waktu tempuh perjalanan dari Sungailiat sudah tiba di Sungai Upang. 

Sebagai obyek wisata baru dikembangkan, tampak saung-saung yang baru selesai di bangun. Sungai Upang sebagian besar merupakan kawasan rawa-rawa dihubungkan dengan jembatan kayu antara satu saung dengan saung lainnya.

Dokpri
Dokpri
Di kawasan Sungai Upang terdapat pohon sawit yang di tanam petani setempat. Semoga saja tidak menjadi sengketa antara warga dan pemerintah desa serta Pemda setelah dilakukan pembenahan seperti yang pernah terjadi di desa Dalil, kecamatan Bakam  berjarak sekiar 15 km dari Puding Besar.

Ada potensi hutan di desa Dalil yang bisa dijadikan hutan raya dengan keanekaragaman hayatinya. Ketika Pemkab Bangka sudah menjajaki kerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), terjadi pro dan kotra di masyarakat desa setempat sehingga rencana menjadikan hutan raya dihentikan. 

Kebun kelapa sawit di Sungai Upang (dokpri)
Kebun kelapa sawit di Sungai Upang (dokpri)
Apa yang pernah terjadi di desa Dalil tidak tetjadi di Sungai Upang. Keberadaan Sungai Upang dengan segala keanekaragaman hayati, telah dijadikan sebagai tempat penelitian dan berbagai kegiatan yang dilakukan aktifis lingkungan.

Mereka telah melakukan ifentarisir flora yang ada di kawasan Sungai Upang. Tercatat 97 jenis agrek tumbuh di hutan yang sebagian besar merupakan hutan bakau. Keberadaan aktifis lingkungan di Sungai Upang setidaknya bisa menberikan sosialisasi dan edukadi kepada masyarakat agar tidak merusak flora dan fauna yang hidup dan tumbuh di Sungai Upang.

Dokpri
Dokpri
Saya sempat terperanjat dan prihatin setelah melihat pesan di baleho yang terpasang di kawasan Sungai Upang, agar warga tidak membunuh Pesut yang ada di Sungai Upang. Ternyata di Sungai Upang terdapat Pesut, yang saya ketahui Pesut ada di sungai Mahakam, Kalimantan. Luar biasa.

Terlihat di baleho itu gambar yang menunjukkan nelayan setempat pernah membunuh Lumba-lumba air tawar ini, karena ketidaktahuan mereka yang menganggap Pesut sebagai monster.

Baleho yang memperingatkan agar tidak membunuh Pesut di Sungai Upang (dokpri)
Baleho yang memperingatkan agar tidak membunuh Pesut di Sungai Upang (dokpri)
Kampanye penyelamatan Pesut ini, mengajak semua orang menjadi sahabat Sungai Upang bagi aktifis lingkungan diharapkan dapat efektif menyelamatkan keanekaragaman hayati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun