Entah yang keberapa kali, penambang tertimbun tanah yang mereka gali. Telah menimbun diri sendiri. Seorang mati. Satu lagi patah kaki.
Orang-orang menggali tanah yang belum ramah. Tanah yang marah masih menumpuk timah. Penambang miskin bekerja untuk tuan yang kaya raya, merasa tak kaya-kaya karena serakah. Keluarga yang ditinggalkan tetap miskin. Telah berpulang kemarin.Â
Galian tanah yang dalam, telah menjadi lubang yang sunyi. Telah ditinggalkan penggalinya yang mati. Lelaki telah meninggalkan istri. Tak lagi berharap dari sekaleng timah untuk mendapatkan nasi.Â
Hamparan tanah yang masih rata. Menyimpan harta. Timah di pulau Bangka membikin kaya, tuan-tuan yang sudah kaya raya. Entah berapa lagi yang akan kehilangan nyawa?
Sungailiat, 7 Februari 2020Â