Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Penambang Miskin Tertimbun Tanah Kemarin

7 Februari 2020   18:15 Diperbarui: 22 Juli 2023   12:45 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Entah yang keberapa kali, penambang tertimbun tanah yang mereka gali. Telah menimbun diri sendiri. Seorang mati. Satu lagi patah kaki.

Orang-orang menggali tanah yang belum ramah. Tanah yang marah masih menumpuk timah. Penambang miskin bekerja untuk tuan yang kaya raya, merasa tak kaya-kaya karena serakah. Keluarga yang ditinggalkan tetap miskin. Telah berpulang kemarin. 

Galian tanah yang dalam, telah menjadi lubang yang sunyi. Telah ditinggalkan penggalinya yang mati. Lelaki telah meninggalkan istri. Tak lagi berharap dari sekaleng timah untuk mendapatkan nasi. 

Hamparan tanah yang masih rata. Menyimpan harta. Timah di pulau Bangka membikin kaya,  tuan-tuan yang sudah kaya raya. Entah berapa lagi yang akan kehilangan nyawa?

Sungailiat, 7 Februari 2020 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun